Bacaini.id, MALANG – Upaya penyelamatan pasien di rumah sakit tak lepas dari peran dokter ahli emergensi di Instalasi Gawat Darurat. Sayangnya ketersediaan dokter tersebut masih kurang di Indonesia.
Kondisi tersebut disampaikan dalam pelantikan pengurus Perhimpunan Dokter Ahli Emergensi Indonesia (Perdamsi) dan Kolegium Kedokteran Emergensi Indonesia (KKEI) periode 2022-2025 di Hotel Grand Cemara Jakarta Pusat, 23-24 Juli 2022.
Saat ini jumlah dokter ahli emergensi yang tergabung dalam keanggotaan Perdamsi baru 69 dokter. Sangat jauh dari kebutuhan rumah sakit di seluruh Indonesia. “Ketersediaan dokter spesialis (emergensi) ini satu banding seratus ribu,” kata dr. Bobi Prabowo Sp.Em, KEC, M.Biomed usai dilantik sebagai Ketua Perdamsi.
Kondisi ini, menurut Bobi, cukup memprihatinkan melihat wilayah Indonesia termasuk dalam kawasan rawan bencana. Karena itu salah satu tugas Perdamsi adalah mendorong perguruan tinggi di Indonesia untuk mendirikan Program Studi Spesialis Emergency Medicine (PSEM).
Mengulik kasus meninggalnya pilot pesawat Citilink akibat henti jantung beberapa hari lalu, Bobi mengatakan hal itu seharusnya bisa diantisipasi dengan pengetahuan dan keahlian penanganan penyakit resiko tinggi oleh awak pesawat.
“Lembaga pelayanan masyarakat wajib memiliki standar keamanan seperti penanganan penyakit resiko tinggi, di antaranya paru dan jantung. Harus ada kelengkapan peralatan darurat juga,” katanya.
Kemampuan melakukan pertolongan pertama pada pasien, menurut Bobi, menjadi kunci penyelamatan pasien. Hal ini terkait dengan respon time atau waktu antara kejadian dan pertolongan medis.
Menurut Bobi, jeda waktu 4 menit setelah terjadinya serangan bisa mengakibatkan kerusakan organ. Kondisi ini bisa fatal hingga kehilangan nyawa di menit ke-10 jika tak kunjung mendapat pertolongan darurat.
Karena itu kepengurusan Bobi dalam Perdamsi memprioritaskan pemberian edukasi kepada masyarakat terhadap tindakan emergensi dalam menghadapi situasi darurat kesehatan.
Pelantikan yang digelar dua hari itu dihadiri seluruh pengurus Perdamsi, KKEI, serta perwakilan PB IDI Pusat yakni Sekretaris Jendral dr. Ulul Albab, Sp.OG dan Dr. Asturi Putri, MARS.
Penulis: HTW