Bacaini.id, MALANG – Penanganan hukum Tragedi Kanjuruhan Malang Jawa Timur kembali disoal. Bertepatan dengan peringatan setahun terjadinya Tragedi Kanjuruhan, gelombang protes mempertanyakan keadilan kembali meluas.
Ratusan massa berbaju hitam kembali membanjiri jalanan di sekitar Stadion Gajayana hingga Balai Kota Malang Minggu (1/10/2023).
Ratusan massa berkonvoi menuju Stadion Kanjuruhan Malang. Mereka membawa berbagai macam spanduk yang menyuarakan tuntutan keadilan, yakni mulai Justice for Arek Malang, Stop Kriminalisasi Suporter hingga Jika Sepakbola Pemersatu Bangsa, Kenapa Harus Ada Korban Jiwa.
Di tengah massa terlihat Devi Athok, salah satu keluarga korban yang sampai hari ini tidak berhenti menuntut keadilan. Devi Athok telah menjadi ikon pejuang keadilan bagi Aremania. Menurut dia, penegakan hukum Tragedi Kanjuruhan sangat jauh panggang dari api.
“Saya harap aksi kami hari ini menjadi pengingat bahwa sampai hari ini keadilan untuk para korban belum didapatkan. Kami ingin keadilan yang seadil-adilnya,” kata Devi Athok pada awak media.
Sejauh ini, meski putusan sidang untuk 5 terdakwa sudah diketok palu, namun pihaknya tetap akan terus mencari keadilan. Saat ini keluarga korban masih terus mengajukan laporan polisi model B yang tak kunjung diterima.
Padahal, menurut dia, pelaporan model B akan bisa menuntaskan penanganan insiden penembakan gas air mata yang menewaskan 135 nyawa dan 600 orang lainnya menderita luka-luka. Pasal model B akan membuktikan bahwa penembakan gas air mata itu bukan semata-mata karena kelalaian.
“Kalau yang selama ini pakai model A itu tidak akan menyentuh semua hal pembuktiannya, karena hanya akan berujung kelalaian. Hingga hari ini, keterlibatan PSSI hingga eksekutor penembak juga tidak diadili. Ini sangat melukai hati kami yang kehilangan nyawa keluarganya,” ungkapnya.
Devi Athok juga menuntut janji usut tuntas dari Ketua PSSI Erick Thohir sejak awal menjabat. Devi mengecam pernyataan Erick Thohir yang dinilai memudahkan masalah, yakni mengganti kompensasi uang kepada keluarga korban yang ditinggalkan.
“Kemarin Erick Thohir juga sempat bilang bahwa keluarga korban semuanya telah mendapatkan bantuan uang. Lah, lalu terus selesai? Ya enggak, wong ini masalah hukumnya. Kami tidak butuh uang, kami hanya ingin keadilan,” tegasnya.
Dalam aksi long march ini akan dilanjutkan dengan kegiatan doa bersama di Stadion Kanjuruhan yang kini sudah dalam proses renovasi.
Penulis: A.Ulul
Editor: Solichan Arif