Peningkatan kasus Covid-19 di Kota dan Kabupaten Kediri cukup mengkhawatirkan. Sampai-sampai kapasitas ruang perawatan isolasi rumah sakit nyaris tandas.
Rumah Sakit Kabupaten Kediri (RSKK) salah satunya. Rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Kediri ini nyaris kehabisan tempat untuk merawat pasien Covid-19. “Dari 35 bed pasien yang ada, saat ini sudah 26 yang terpakai,” kata Direktur RSKK dr. Ibnu Gunawan kepada Bacaini.id, Jumat 27 November 2020.
Jumlah pasien terkonfirmasi Covid-19 yang dirawat di RSKK memang meningkat. Meski masih ada beberapa tempat yang kosong, namun saat ini sudah ada tiga pasien yang masuk daftar antri. Tak semua orang yang dirawat di sini adalah pasien RSKK. Sebagian berasal dari layanan kesehatan lain yang dirujuk ke rumah sakit ini.
Kuota di ruang isolasi RSKK sendiri mulai mengalami krisis sejak dua minggu terakhir. Ini lantaran kondisi pasien yang berbeda-beda dan membutuhkan waktu perawatan yang tidak sama. “Ada pasien yang sudah isolasi selama dua minggu tetapi masih belum membaik. Ada juga pasien yang masih isolasi selama satu minggu tetapi sudah negatif,” jelas Ibnu.
Petugas rumah sakit bisa menerima pasien baru setelah pasien sebelumnya dinyatakan sembuh. Pelayanan bergilir ini terpaksa dilakukan selama belum ada penambahan kapasitas ruang isolasi di RSKK.
baca ini Jebolnya Pertahanan VIP Dihantam Covid-19
Meski demikian Ibnu telah mempersiapkan skema pelayanan rawat inap jika benar-benar terjadi ledakan kasus Covid-19. Kapasitas ruangan yang saat ini sebanyak 35 bed bisa ‘direkayasa’ menjadi 44 bed dalam kondisi darurat. Langkah ini juga sudah diterapkan di semua rumah sakit yang menjadi rujukan perawatan pasien Covid-19.
Kondisi ini tak hanya terjadi di RSKK. RSUD Simpang Lima Gumul dan RS HVA Tulungredjo Pare juga mengalami hal yang sama. RS HVA yang memiliki 30 kuota untuk ruang isolasi juga penuh. Demikian pula manajemen RSUD SLG yang saat ini sudah menambah kuota untuk ruang isolasi.
baca ini Psikolog: Masyarakat Sudah Bosan
Ibnu menjelaskan rata-rata kapasitas ruang isolasi di rumah sakit Kabupaten Kediri sebanyak 30-35 bed. Upaya menambah kapasitas tentu membawa konsekuensi pada pengadaan peralatan baru. “Harus ada minimal HEPA Filter, Ducting dan yang lainnya. Itu untuk mengurung virus supaya tidak terjadi transmisi,” terang Ibnu.
Bertambahnya kasus Covid ini sekaligus menjadi ancaman bagi tenaga medis di rumah sakit. Karena itu pengelola rumah sakit wajib memiliki Unit Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang salah satu perannya melakukan penyemprotan desinfektan dua kali sehari di area rumah sakit.
“Kami juga melakukan swab secara rutin kepada petugas medis untuk memastikan mereka tidak terpapar. Jangan ragu berobat ke RSKK,” kata Ibnu.
Lonjakan Kasus Kota Kediri
Penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kota Kediri gila-gilaan. Dalam beberapa hari berturut-turut Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar tak henti mengumumkan penambahan kasus dalam jumlah besar. Hal ini sekaligus membawa dampak ketercukupan ruang perawatan isolasi di Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran.
“Hampir semua penuh mulai kemarin, termasuk ruang Daha. Tetapi sekarang kami sudah menambah 20 ruangan untuk isolasi,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Covid 19 Kota Kediri dr. Fauzan Adima.
Tak hanya RSUD Gambiran, hampir semua rumah sakit rujukan di Kota Kediri kehabisan tempat. Bahkan Rumah Sakit Kilisuci yang menjadi tempat perawatan khusus Covid-19 harus mengorbankan beberapa ruang rawat inap untuk dijadikan ruang isolasi.
Untuk mengatasi lonjakan pasien, Fauzan Adima telah menginstruksikan semua rumah sakit di Kota Kediri untuk menambah kapasitas ruang isolasi. Seperti Rumah Sakit Muhammadiyah dan Rumah Sakit Bhayangkara yang sudah penuh. “Rumah Sakit Kilisuci dipenuhi orang tanpa gejala,” kata Fauzan.
Penulis: Novira Kharisma
Editor: HTW
Comments 2