Bacaini.ID, SYDNEY – Amerika Serikat menempatkan kapal perang di pelabuhan Sydney, Australia. Hal ini sempat menjadi pertanyaan terkait kepentingan AS kepada Australia.
Reporter Bacaini.ID di Australia, Danny Wibisono, melaporkan bahwa penempatan kapal perang ini merupakan bagian dari kerja sama militer yang telah berlangsung selama puluhan tahun antara kedua negara, terutama di bawah payung aliansi ANZUS (Australia, New Zealand, United States Security Treaty).
Berikut sejarah singkat dan kepentingan strategis dari kehadiran kapal perang AS di pelabuhan Sydney:
Era Perang Dunia II (1942–1945)
Setelah jatuhnya Pearl Harbor (1941) dan ancaman Jepang terhadap Asia-Pasifik, AS mulai memperkuat kehadirannya di Australia, termasuk penggunaan pelabuhan Sydney sebagai basis logistik dan reparasi. USS Chicago dan sejumlah kapal AL AS rutin merapat di Sydney selama kampanye Pasifik. Sydney menjadi “rear base” penting saat pasukan Sekutu bergerak ke utara.
Pasca-Perang Dunia & Perang Dingin
Setelah Tahun 1951, dengan penandatanganan Traktat ANZUS, Sydney dan pelabuhan-pelabuhan besar Australia (termasuk Perth dan Darwin) menjadi tempat persinggahan reguler kapal perang AS. Australia menjadi sekutu kunci AS di selatan Pasifik, terutama dalam konteks menghadapi pengaruh Soviet dan Tiongkok di wilayah Asia Tenggara.
Era 1980–1990an: Perdebatan Nuklir
Pada 1980-an, muncul protes terhadap kapal perang bertenaga nuklir dan bersenjata nuklir AS yang memasuki pelabuhan-pelabuhan Australia, termasuk Sydney. Namun, tidak seperti Selandia Baru yang menolak kehadiran kapal bertenaga nuklir (mengakibatkan ketegangan dalam ANZUS), Australia tetap membuka akses untuk kapal perang AS, termasuk yang diduga membawa senjata nuklir.
Abad ke-21: Perang Teror dan Pivot ke Asia
Setelah serangan 9/11, kolaborasi militer meningkat. Kapal AS secara rutin mengunjungi Sydney dalam rangka latihan militer bersama, seperti Exercise Talisman Sabre. Pada masa pemerintahan Obama, strategi “Pivot to Asia” memperkuat rotasi pasukan dan kapal perang AS di Australia.
Kepentingan Strategis Penempatan Kapal AS di Sydney

Geoposisi Strategis Australia
Sydney dan pelabuhan lainnya seperti Darwin dan Brisbane berada di posisi ideal untuk mengakses Samudera Hindia dan Pasifik Selatan, menjadikannya titik logistik dan pengisian bahan bakar strategis. Hal ini memungkinkan kapal AS untuk mengakses dua teater operasi besar.
Pelabuhan Sydney dilengkapi dengan fasilitas modern yang bisa mendukung kapal perang besar termasuk kapal induk dan kapal amfibi. Infrastrukturnya mampu melayani kapal induk dan kapal kelas berat lainnya.
Aliansi Militer dan Interoperabilitas
Kehadiran kapal AS memperkuat interoperabilitas antara Angkatan Laut Australia dan AS. Latihan gabungan memperkuat kemampuan tempur, komunikasi, dan koordinasi dalam situasi konflik. Kehadiran kapal perang AS memperkuat pelatihan bersama dan interoperabilitas senjata, sistem komunikasi, dan taktik antara kedua angkatan laut.
Pengaruh terhadap Kawasan Indo-Pasifik
Dalam menghadapi ekspansi militer Tiongkok di Laut China Selatan dan Pasifik, kehadiran kapal perang AS di Australia berfungsi sebagai penyeimbang kekuatan (deterrent force). Sydney menjadi simpul logistik dan diplomatik penting dalam doktrin maritim Indo-Pasifik bebas dan terbuka. Dengan meningkatnya ekspansi Tiongkok di Laut China Selatan dan Pasifik Selatan, kehadiran maritim AS di Australia berfungsi sebagai deterrent strategis.
Peran dalam Koalisi Multinasional
Kapal perang AS yang berlabuh di Sydney sering menjadi bagian dari koalisi kemanusiaan dan tanggap bencana (HA/DR – Humanitarian Assistance / Disaster Relief) di Asia-Pasifik. Selain itu, peran penting dalam operasi anti-terorisme di Samudera Hindia dan Teluk Persia juga menjadikan Sydney titik penting transit. Selain itu, Kapal AS yang merapat di Sydney juga kerap terlibat dalam misi kemanusiaan dan penegakan keamanan maritim global (anti-pembajakan, bantuan bencana).
Pada April 2023, kapal induk USS Nimitz berlabuh di Sydney, dalam rangka diplomasi maritim dan latihan bersama AL Australia. Kehadiran tersebut menandai komitmen Washington terhadap keamanan Australia dan kawasan Indo-Pasifik.
Penempatan kapal perang AS di pelabuhan Sydney adalah refleksi dari hubungan strategis yang panjang antara Australia dan AS. Ini tidak hanya sebagai bagian dari aliansi pertahanan, tetapi juga sebagai respons terhadap dinamika keamanan Indo-Pasifik, termasuk ancaman dari negara-negara besar seperti Tiongkok. Kehadiran ini memberi sinyal kuat tentang komitmen pertahanan kolektif, diplomasi kekuatan, dan kesiapan operasional dalam menghadapi ketidakpastian global.
Australia dan Kapal Selam Nuklir: Aliansi yang Semakin Kuat

Pada tahun 2021, Australia mengumumkan perjanjian AUKUS (Australia, United Kingdom, United States), yang memungkinkan Australia memiliki armada kapal selam bertenaga nuklir. Ini adalah kapal selam bertenaga nuklir pertama dalam sejarah Australia, meskipun tetap tidak bersenjata nuklir (non-nuclear armed).
Kapal selam ini akan dihasilkan melalui kolaborasi dengan teknologi AS dan Inggris, dengan pelabuhan-pelabuhan Australia termasuk Sydney dan Perth akan ditingkatkan untuk mendukung operasi kapal selam nuklir.
Kehadiran kapal selam nuklir akan menjadikan Australia sebagai pemain strategis di bawah laut, setara dengan kekuatan maritim besar dunia. Ini memperkuat kehadiran AS dan sekutunya di Indo-Pasifik dan memperkuat deterrence terhadap Tiongkok.
Penulis: Danny Wibisono
Editor: Hari Tri Wasono