Bacaini.id, JOMBANG – Usia boleh lanjut, namun niat dan semangat Supiono untuk pergi beribadah ke rumah Allah tidak penah kendor. Kakek 93 tahun ini menjadi salah satu jamaah umroh yang akan diberangkatkan pada gelombang pertama pasca penutupan akibat pandemi Covid 19.
Meskipun kulitnya sudah keriput, pendengarannya pun juga sudah menurun, langkah kaki Supiono tidak goyah saat mengelilingi miniatur kabah di salah satu Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh (PPIU) yang berada di jalan KH. Wahid Hasyim.
Warga Desa Plabuhan, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang ini bersama rombongannya sedang berlatih manasik umroh sebelum berangkat ke Arab Saudi pada 15 Januari 2022 mendatang.
”Alhamdulillah senang sekali, saya sudah menunggu dua tahun,” ujar Supiono kepada Bacaini.id dengan suara yang sedikit terbata bata, Minggu, 9 Januari 2022.
Pria kelahiran 1929 ini mengaku sudah lama ingin bertamu ke Baitullah dan sudah mendaftarkan diri sebagai peserta umroh sejak tahun 2020 lalu. Sayang, keberangkatannya harus ditunda karena kondisi pandemi yang tidak memungkinkan.
Meski sudah lanjut usia, bapak tiga anak ini mengaku tidak memiliki persiapan khusus sebelum berangkat umroh. Dengan niatnya yang kuat untuk beribadah, dia mengaku tidak takut dengan virus Corona, selain juga karena dia sudah mendapatkan dosis vaksin lengkap.
“Hanya selalu berdoa kepada Allah SWT agar semuanya berjalan lancar,” imbuhnya.
Ketika ditanya apa rahasinya tetap bisa kuat melakukan manasik umroh, Supiono hanya mengaku sering mengonsumsi sayur sayuran.
”Makan seadanya, sama seperti pada umumnya. Tapi kalau makan daging saya tidak begitu suka karena gigi sudah tidak kuat,” candanya.
Suami dari Mini (70) ini sehari harinya bekerja sebagai petani. Setiap hari, dia masih rutin ke sawah untuk menggarap ladangnya. Meski usia tak lagi muda, namun kakek ini masih kuat melakukan pekerjaannya sehingga tidak butuh persiapan khusus terkait dengan fisiknya.
“Insya Allah nanti berangkat dengan anak saya, mudah-mudahan lancar,” harap Supiono.
Sementara itu, Nur Kholis, selaku pihak travel mengungkapkan jika Supiono merupakan jamaah umroh tertua di Jombang yang berangkat di masa pandemi Covid 19.
Saat ini seluruh persiapan untuk keberangkatan umroh perdana ini telah dilakukan dengan matang. Mulai persiapan protokol kesehatan, kondisi kesehatan jamaah hingga persyaratan administasi yang diberlakukan pemerintah RI dan pemerintah Saudi Arabia.
Termasuk membayar biaya tambahan di luar biaya umroh untuk persiapan karantina, Swab PCR dan beberapa kebutuhan lain terkait dengan prosedur selama Pandemi Covid 19.
”Alhamdulillah semua jamaah kami masih semangat untuk berangkat umroh,” ucap Nur Kholis.
Menurutnya di tengah pandemi ini ada beberapa perbedaan tata cara pelaksanaan ibadah umroh. Untuk keberangkatan jamaah langsung ditangani pemerintah pusat. Jamaah akan berangkat dari Asrama Haji Jakarta dan akan dilakukan proses skrining ketat sebelum berangkat ke Bandara Soekarno Hatta.
Jumlah jamah yang ikut umroh juga dibatasi. Untuk sekali keberangkatan hanya disediakan kuota sebanyak 400, sedangkan dari Jombang sendiri hanya memberangkatkan 180 jamaah.
“Saat ini yang sudah dapat kursi hanya kita, lainnya belum, nanti dilakukan secara bergilir,” tandasnya.
Penulis: Syailendra
Editor: Novira Kharisma
Tonton video: