Bacaini.ID, KEDIRI – Pengadilan Negeri Kota Kediri menjatuhkan hukuman setimpal kepada para terdakwa penipuan dan penggelapan mobil mewah. Mereka diseret ke meja hijau atas laporan Adira Finance Kota Kediri.
Sidang yang berlangsung Kamis, 4 Juli 2024 menghukum para terdakwa dengan vonis berbeda. Mereka adalah Sutiani selaku nasabah, Deva Yuda Pratama selaku pendana, serta dua mantan karyawan Adira Finance; Wawan Setyo Widodo selaku Sales Officer yang melakukan survey dan Fatta Khuddin Mahmud selaku Sales Head.
Dalam putusan yang dibacakan ketua majelis hakim Agung Kusumo Nugroho, Sutiani diganjar hukuman 4 tahun penjara dan denda Rp.30.000.000 subsider 3 bulan penjara. Vonis ini lebih tinggi dari tuntutan jaksa yakni 3,6 tahun penjara.
Sutiani terbukti memalsukan dan memberikan keterangan menyesatkan, yang melahirkan perjanjian Jaminan Fidusia atas kredit mobil mewah Toyota Fortuner VRZ senilai hampir setengah miliar.
“Majelis hakim menjatuhkan pidana terhadap terdakwa oleh karena itu, dengan pidana penjara selama 4 tahun dan pidana denda sejumlah Rp.30.000.000, dengan ketentuan apabila pidana denda tersebut tidak dibayar, maka akan diganti dengan pidana kurungan selama 3 bulan,” ucap Agung Kusumo Nugroho di Ruang Cakra.
Selain Sutiani, majelis hakim juga menghukum Deva Yudha Pratama dengan pidana penjara 4 tahun dan denda Rp.30.000.000. Lebih tinggi dari tuntutan jaksa sebesar 2 tahun penjara dan denda Rp.20.000.000.
Sementara dua mantan karyawan Adira Finance yakni Wawan Setyo Widodo dan Fatta Khuddin Mahmud dihukum masing-masing pidana penjara selama 1 tahun dan denda Rp.10.000.000.
Kronologi perkara
Kasus ini bermula ketika Sutiani mengajukan pembiayaan mobil Toyota Fortuner VRZ pada Desember 2022. Selanjutnya Wawan Setyo Widodo selaku Sales Officer melakukan survei terhadap kelayakan Sutiani. Ia kemudian melaporkan hasil survei kepada atasannya Fatta Khuddin Mahmud selaku Head Sales, untuk diteruskan kepada Credit Analyst guna mendapatkan persetujuan.
Setelah dilakukan analisa, pengajuan ditolak oleh Credit Analyst karena tidak memenuhi syarat.
Mengetahui pengajuannya ditolak, Wawan Setyo Widodo dan Fatta Khuddin Mahmud mengajukan banding. Lagi-lagi pengajuan tersebut ditolak oleh Credit Analyst.
Tak putus asa, Fatta Khuddin Mahmud melakukan survey ulang kepada Sutiani untuk meyakinkan Credit Analyst. Kali ini usahanya berhasil hingga pengajuan kredit tersebut disetujui.
Gelagat tidak beres mulai terendus saat Sutiani tidak bisa melakukan pembayaran angsuran kedua. Bahkan pembayaran angsuran pertama pun sudah tidak sesuai jatuh tempo.
Melihat hal itu, Adira Finance melakukan upaya penagihan melalui telepon dan Surat Peringatan 1, 2 dan 3. Tim Adira Finance juga melakukan penagihan langsung serta mencari unit mobil tersebut ke alamat Sutiani. Hasilnya, mobil itu tidak ada di kediaman nasabah.
Curiga dengan hal itu, manajemen Adira Finance melakukan pemeriksaan proses pengajuan pembiayaan Sutiani, dan menemukan terjadinya pemalsuan dokumen pengajuan kredit, seperti surat keterangan tempat tinggal, surat keterangan usaha dan beberapa dokumen pendukung lainnya.
Setelah dilakukan klarifikasi, Sutiani mengakui jika ada skenario untuk meloloskan pembiayaan kredit tersebut, sehingga Manajemen Adira Finance mengambil sikap dengan mengadukan perkara tersebut ke Polres Kediri Kota. Pada tanggal 2 Juni 2023 pengaduan itu ditingkatkan menjadi laporan polisi.
Penulis: A.K. Jatmiko
Editor: Hari Tri Wasono