Bacaini.id, LUMAJANG – Jembatan Gladak Perak di Piket Nol Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur akan kembali dibangun dengan konstruksi baru. Jembatan sepanjang 192 meter ini putus usai diterjang banjir lahar dingin Gunung Semeru pada Sabtu, 4 Desember 2021.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq menjelaskan pemerintah akan kembali membangun jembatan Gladak Perak. Ini mengingat jembatan sebagai konektivitas yang menjadi penghubung sejumlah desa di Lumajang dan Malang. ”Proses pembangunan dimulai tahun depan dengan estimasi lama pengerjaan 9 bulan. Desain bangunannya nanti tahan bencana karena dilewati sungai lahar,” kata Thoriqul Haq, Rabu, 8 Desember 2021.
Untuk solusi jangka pendek, pemerintah akan membangun jembatan baileys atau jembatan gantung. Tujuannya agar kendaraan roda dua bisa melintas. Sebab dengan terputusnya akses ini, roda perekonomian ikut terhambat. Demikian juga mobiitas bantuan.
Tonton video:
Selain jembatan itu, sebenarnya masih ada jalur penghubung lain yakni jalur via Kecamatan Pasirian. Hanya saja jalur ini relatif jauh dan rusak. Hanya bisa dilintasi sepeda kebun.”Jalur ini nanti akan kita perbaiki agar bisa dipakai sebagai jalur alternatif meski terbilang relatif jauh. Sumber anggaran semua dari APBN,” kata bupati.
Direktur Jendral Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Hedy Rahadian menuturkan jembatan Gladak Perak itu akan dibangun dengan konstruksi melengkung ke atas. Berbeda dengan jembatan sebelumnya yang memiliki bentang lurus dan berpondasi pada pilar yang menancap di bawah, tepatnya di aliran sungai lahar.
”Jadi nanti itu gak pakai pondasi di bawah, karena diduga robohnya jembatan ini karena pondasinya tidak kuat terkikis lahar panas. Jadi nanti konstruksinya kita akan ganti melengkung ke atas,” paparnya.
Untuk bentangan jembatan, baik dimensi panjang dan lebar tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. Dia menambahkan, estimasi pengerjaan jembatan ini membutuhkan waktu sekitar setahun dan biaya sedikitnya sekitar Rp100 miliar.
Penulis: A. Ulul
Editor: Budi Sutrisno