Bacaini.id, KEDIRI – Pondok Pesantren Salafiyah Kapurejo Kabupaten Kediri merupakan salah satu Ponpes tua yang ada di Kediri. Berdiri di Desa Pagu, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri Pondok tersebut menjadi salah satu saksi dari perjalanan syiar Islam Kiyai Haji Hasyim Asy’ari.
KH. Hasyim Asy’ari adalah salah satu ulama besar yang turut memperjuangkan kemerdekaan RI sekaligus pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dan Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang.
Menurut KH. Mochamad Chamdani Bik, putra pertama Mochamad Sodik, pengasuh Pondok Pesantren Kapu, perjalanan KH. Hasyim Asy’ari di Kapurejo berawal dari ajakan KH. Muhammad Yasir untuk menengok Nyai Masruroh, putri bungsu KH. Hasan Muchyi, pendiri Ponpes Salafiyah Kapu yang saat itu sedang sakit keras.
“Ddengan bantuan dari Mbah Hasyim, keadaan Nyai Masruroh bersangsur membaik sampai sembuh dari sakit. Akhirnya beliau berdua menikah atas restu dari Mbah Hasan Muchyi,” terang Gus Bik kepada Bacaini.id, Sabtu, 17 April 2021.
baca ini Sayembara Mbah Hasyim Asy’ari di Pondok Kapurejo
Rumah tersebut dibuat dengan bentuk limasan, terdiri dari separuh tembok dan separuh batu bata sedangkan atapnya terbuat dari kayu. Sepeninggal KH. Hasan Muchyi, ndalem (rumah) KH. Hasan Muchyi juga menjadi tempat tinggal keluarga KH. Hasyim bersama Nyai Masruroh dan keempat anak mereka.
KH. Hasyim Asy’ari sebagai menantunya juga diamanahi untuk terus mengembangkan pondok pesantren yang saat ini terkenal dengan sebutan Pondok Kapu. Rumah itu menjadi Ndalem Kasepuhan pertama di Pondok Kapu, dan sudah direnovasi oleh KH. Hasyim Asy’ari sendiri pada masa itu.
“Sejak itu sampai sekarang lebih dikenal dengan sebutan Ndalem Mbah Hasyim Asy’ari, Ndalem Kasepuhan pertama di Pondok Kapu. karena beliau yang membangun, memperbaiki atau merenovasi pada saat itu,” jelas Gus Bik.
Ndalem Kasepuhan
Di area pondok pesantren, juga terdapat ndalem Kasepuhan (rumah lawas) kedua, yang berada di sebelah timur Masjid An-Nur Pondok Kapu. Secara bangunan, Gus Bik mengatakan Ndalem Kasepuhan kedua tersebut memang lebih tua dari Ndalem Kasepuhan Hasyim Asy’ari. Rumah itu menjadi tempat tinggal dari KH. Muhammad Yasir (kakak dari Nyai Masruroh) bersama keluarganya.
baca ini Burung Keramat di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Jombang
Kedua ndalem Kasepuhan yang ada di lokasi pondok pesantren itu dibangun dengan pondasi dan Soko Guru yang kuat. Terbukti dari bangunan kuno yang berdiri kisaran ratusan tahun lalu sampai sekarang masih kokoh. Hanya beberapa adanya kerusakan yang menjadi tanggung jawab bagi penerus pengelola Pondok Kapu untuk memperbaiki tanpa merubah bentuk aslinya.
“Sampai sekarang, ndalem kasepuhan kedua di Pesantren Kapu itu menjadi tempat tinggal keturunan Mbah Yasir. Seperti ndalem yang pertama, di sini juga digunakan sebagai pondok untuk tempat tinggal dan belajar para santri. Karena beliau berpesan, kalau membuat rumah harus diniati juga untuk pondok pesantren, supaya berkah,” papar Gus Bik.
Gus Bik juga mengatakan, kehadiran dari KH. Hasyim Asy’ari ke Pondok Pesantren Kapu dalam kurun waktu singkat sekitar dua tahun, beberapa sektor yang menjadi bagian pondok pesantren mulai dikembangkan. Terutama di bidang pendidikan, karena sebelumnya KH. Hasan Muchyi hanya sekedar mengajarkan ngaji untuk masyarakat sekitar.
Pada masa itu KH. Hasyim Asy’ari mulai merumuskan sistem pendidikan dan pembangunan Madrasah yang masih berjalan hingga saat ini. Bahkan sampai saat ini, santri dan santriwati yang menuntut ilmu agama di Pondok Pesantren Kapurejo mencapai 400 orang.
“Kalau hari biasa kebanyakan mereka yang dari Madrasah biasanya hanya belajar sesuai jadwal, kemudian pulang. Tetapi saat Ramadhan begini semua murid diwajibkan untuk tinggal di pondok, agar selama bulan puasa mereka bisa menggunakan waktu dengan belajar, beribadah dan berkegiatan yang lebih bermanfaat,” tutup Gus Bik.
Penulis: Novira Kharisma
Editor: HTW
Tonton video: