Bacaini.id, MALANG – Nama Iwan Budianto kembali populer setelah didemo ratusan pendukung klub sepak bola Arema FC, Minggu, 15 Januari 2023. Dia dianggap tidak peduli dengan tragedi hilangnya 135 nyawa suporter dalam tragedi Kanjuruhan.
Sebagai bos Arema FC, Iwan Budianto dinilai pasif dalam perjuangan menuntut keadilan atas tragedi tersebut. Iwan justru lebih memikirkan karirnya sebagai Wakil Ketua Umum PSSI periode 2019-2023 dan melanjutkan kompetisi sepak bola di tengah suasana duka Aremania.
“Klub sebagai subjek hukum harusnya ikut tanggung jawab. Minimal ikut berjuang menuntut keadilan, bukan malah abai karena hanya fokus melanjutkan kompetisi,” kata Ferry, salah satu Aremania yang berunjuk rasa di kantor Arema FC di Jalan Oro-Oro Dowo, Malang.
Menurutnya, tragedi itu membuat Aremania trauma untuk datang lagi ke stadion. Padahal seharusnya stadion menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi suporter.
Seakan menepis tudingan itu, Iwan Budianto mengumumkan sikap masih berada di pihak Arema FC. Hal ini dibuktikan dengan pengunduran dirinya dari PSSI dan tidak akan mencalonkan diri sebagai Exco PSSI untuk periode 2023-2027.
Iwan mengungkapkan jika sikap tersebut merupakan bagian tanggung jawab moral usai terjadinya tragedi Kanjuruhan yang merenggut 135 korban jiwa pada 1 Oktober 2022 silam. “Rasanya tidak elok dan tidak etis jika saya kembali duduk di Exco PSSI. Itu sebabnya saya tidak mau mencalonkan dan tidak bersedia dicalonkan,” katanya dalam siaran pers yang dikeluarkan manajemen Arema FC.
Dalam siaran tersebut Iwan juga menegaskan sikapnya untuk kembali ke Arema FC dan berkonsentrasi membesarkan klub tersebut.
Perjalanan Karir
Iwan Budianto lahir di Kota Malang pada 24 Januari 1974. Dia memiliki istri bernama Ni Putu Evi Shinta Dewi, yang merupakan anak dari mantan Wali Kota Kediri HA. Maschut.
Peranan Iwan Budianto cukup besar saat diminta mertuanya menangani klub sepak bola Persik Kediri. Berkat tangan dinginnya, klub berjuluk Macan Putih ini bertengger di posisi puncak sepak bola tanah air sebagai Juara I Liga Indonesia tahun 2003 dan 2006.
Skuad Persik saat menjadi jawara Liga Indonesia 2003 bahkan sempat dijuluki juara tanpa bintang. Dihuni mayoritas pemain lokal, Persik terkesan mengontrak pemain alakadarnya. Nama Musikan dan Johan Prasetyo tak pernah dikenal sebelum akhirnya populer usai kemenangan itu.
Musikan bahkan dinobatkan sebagai pemain terbaik Liga Indonesia 2003 berkat jasanya membawa Macan Putih menjadi jawara.
Selain Persik Kediri, Iwan Budianto juga menangani Pelita Jaya dan Arema Cronus. Terakhir dia memegang saham terbanyak klub asal Malang Arema FC, sebelum ditarik menjadi Wakil Ketua Umum PSSI.
Penulis: HTW
Tonton video: