Bacaini.id, KEDIRI – Mantan Wali Kota Kediri HA Maschut meninggal dunia hari ini, Rabu, 25 Agustus 2021, pukul 15.00 WIB di Rumah Sakit Umum Syaiful Anwar Malang. Almarhum dikenal sebagai ‘bapake wong kediri’ lantaran sukses mengangkat pamor klub sepak bola Persik Kediri.
Kabar meninggalnya HA Maschut ini disampaikan Asisten Wali Kota Kediri Ferry Djadtmiko. Menurut Ferry, almarhum memang menderita sakit dan menjalani perawatan di rumah. “Kemarin sore dibawa ke Rumah Sakit Syaiful Anwar, dan hari ini beliau meninggal dunia,” kata Ferry kepada Bacaini.id.
Sejak meninggalkan jabatan sebagai Wali Kota Kediri periode 1999 – 2009, HA Maschut menetap di Malang bersama keluarganya. Birokrat yang juga politisi kelahiran 24 Februari 1940 ini meninggal di usia 81 tahun.
baca ini Begini Reaksi Iwan Budianto di Pemakaman HA Maschut
Sosok HA Maschut sangat populer di mata masyarakat Kota Kediri. Meski menjabat sebagai wali kota, HA Maschut cukup piawai membangun kedekatan dengan masyarakat. Demikian pula hubungan personalnya yang tak ada jarak dengan aparatur sipil negara yang dipimpinnya.
Tak heran jika masyarakat Kota Kediri memberinya julukan ‘Bapake Wong Kediri’.
Tukang Ukur Meter
Perjalanan karir HA Maschut menjadi pegawai negeri dan wali kota dimulai dari nol. Bahkan tak banyak yang tahu jika HA Maschut memulai karirnya sebagai tukang ukur meteran air PDAM.
“Ini yang tidak banyak orang tahu. Pak Maschut mengawali karir sebagai tenaga honorer di Pemkot Malang sebagai tukang ukur meteran PDAM. Beliau berjalan keliling rumah memeriksa meteran air,” kata Ferry Djatmiko yang pernah menjadi ajudan HA Maschut saat menjabat Wali Kota Kediri.
Setelah sekian lama bekerja sebagai tenaga honorer, dia direkrut menjadi pegawai negeri di Pemkot Malang. Sebelum akhirnya mencoba peruntungan mencalonkan diri sebagai Wali Kota Kediri dan berhasil.
Sebagai ajudan yang mendampingi almarhum, Ferry Djatmiko sangat mengagumi personalisasi HA Maschut. Dia tak pernah menjaga jarak dengan siapapun, dan pandai membangun komunikasi. Semua kelompok masyarakat dirangkul dan diajak berbicara. “Bahkan kelas tukang sapu pun pernah dibantu,” kenang Ferry.
Meski tegas dalam mengambil keputusan, HA Maschut sangat cair dan humoris. Keberadaannya pun sangat mudah dijumpai dan dijangkau masyarakat. Almarhum juga tak segan merogoh kantong pribadinya untuk sekedar memberi uang kepada anak kecil atau orang yang ditemuinya di jalan.
Sifat mengayomi ini juga terjadi di lingkungan pemerintahan. Era kepemimpinan HA Maschut paling banyak mengangkat tenaga kontrak atau honorer menjadi PNS. Dia juga membuka pintu bekerja kepada warga Kota Kediri yang memiliki prestasi.
Kejayaan Persik
Salah satu monumen emas yang diukir HA Maschut adalah Persik Kediri. Klub sepak bola yang semula lahir di Kabupaten Kediri itu berhasil dipoles menjadi klub profesional dan disegani di dunia sepak bola tanah air.
Hal ini tak lepas dari peran menantunya Iwan Boedianto yang didapuk menjadi Manager Persik. Di tangannya, Persik menjadi jawara Liga Indonesia dan berada di posisi puncak kasta sepak bola Indonesia.
Selamat jalan Pak Maschut. (HTW)
Tonton video: