Bacaini.id, KEDIRI – Mayor Infanteri Yudho Setyono terpilih menjadi Komandan Batalyon 13 Grup I Kopassus termuda di Indonesia. Dia adalah satu dari sederet warga Kota Kediri yang memiliki nama gemilang di tanah air.
Perwira lulusan Akademi Militer tahun 2005 ini baru saja menarik perhatian jajaran TNI AD lantaran karirnya yang melejit. Di usia 38 tahun, warga kelahiran Kelurahan Semampir, Kecamatan Kota, Kediri ini terpilih menjadi Komandan Batalyon 13 Grup 1 Kopassus termuda di Indonesia.
“Alhamdulillah saya diberi kepercayaan mengemban amanah jabatan Komandon Batalyon 13 Grup I Kopassus. Suatu kebanggaan dan tanggung jawab besar bagi saya,” kata Yudho saat berbincang dengan Bacaini.id, Jumat 16 Juli 2021.
Menjadi prajurit TNI sejatinya bukan cita-cita Yudho sejak kecil. Saat duduk di bangku SMA Negeri 2 Kediri, Yudho justru tertarik pada hal-hal terkait elektronik. Yudho sempat mengincar Institut Teknologi 10 November (ITS) dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Dia ingin menjadi mahasiswa Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).
Namun cita-cita itu goyah saat sejumlah alumnus SMAN 2 Kediri yang menempuh pendidikan AKMIL datang memberikan pengenalan. Saat itu juga Yudho menggantung keinginannya menjadi mahasiswa teknik dan ingin menjadi anggota TNI. “Ternyata ayah mendukung keinginan saya,” cerita Yudho.
Berbekal informasi dari alumnusnya tersebut, Yudho mencari tahu persyaratan mendaftar AKMIL. Dia juga berlatih fisik agar lolos sebagai peserta pendidikan di Magelang.
Niat itu benar-benar dilakukan usai lulus SMA tahun 2001. Usai mendaftarkan diri dan melalui banyak tes, dia dinyatakan gagal di tingkat seleksi kesehatan.
Alih-alih putus asa, Yudho malah terpacu menempa diri untuk memperbaiki kondisi fisiknya. Tahun berikutnya dia kembali mengikuti seleksi dan lolos di tahun 2002.
Tekad Yudho menjadi prajurit terbaik tak pernah main-main. Dia beberapa kali terpilih mewakili TNI mengikuti latihan bersama pasukan khusus di luar negeri, seperti Malaysia, India dan Singapura. Kemampuannya sebagai pasukan khusus juga membuat Yudho disegani rekan satu angkatannya.
Tahun 2010 Yudho ditunjuk menjadi koordinator menembak di ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) di Malaysia sebagai Kapten Tim Senapan Otomatis. Dia juga terpilih mewakili latihan bersama pasukan khusus di India selama satu bulan penuh tahun 2015.
Tahun 2019, saat menjalani pendidikan Sekolah Staf dan Komando TNI AD (Seskoad) di Bandung selama 11 bulan, Yudho dipercaya teman-temannya menjadi Ketua Senat Dikreg LVII dan dikirim ke Singapura untuk melakukan latihan khusus. “Tapi pengalaman paling terkesan saat bertugas di Papua,” ungkap Yudho.
Dua kali bertugas di Papua pada tahun 2008 – 2009 dan 2016 – 2017 memberinya banyak pelajaran berharga. Di sana dia bertugas menjaga keamanan di daerah konflik bersama Polri. “Bukan hanya senjata yang bisa menyelesaikan permasalahan. Tapi komunikasi yang tepat untuk meredam kemarahan dan dendam,” ujarnya.
Dia juga memohon doa restu seluruh warga Kota Kediri agar bisa mengemban amanah sebagai Komandan Kopassus.
Penulis: Novira Kharisma
Editor: HTW
Tonton video: