Bacaini.ID, KEDIRI – Penelitian baru dari Universitas Chicago mengungkapkan bahwa sirkuit sistem saraf yang mengontrol pergerakan lengan gurita tersegmentasi.
Hal itu yang membuat gurita mampu mengontrol delapan lengan dan ratusan pengisap dengan tepat untuk menjelajahi lingkungannya, menggenggam objek, sekaligus menyergap mangsa.
Dikutip dari Science Daily, tali saraf besar yang mengalir di setiap lengan gurita dipisahkan beberapa segmen, memberi kontrol yang tepat pada gerakan dan menciptakan peta spasial pengisapnya.
Inilah yang membuat lengan gurita mampu bergerak dengan ketangkasan luar biasa, menekuk, memutar, dan melengkung dengan tingkat kebebasan yang hampir tak terbatas.
Dilansir dari Studi bertajuk “Segmentasi saraf pada lengan cephalopoda” yang terbit pada 15 Januari 2025 di Nature Communications.
Setiap lengan gurita memiliki sistem saraf yang sangat besar, dengan lebih banyak neuron yang bergabung di delapan lengan ketimbang otak hewan.
Sistem saraf lengan gurita membuat peta spasial, atau topografi, dari setiap pengisap. Hingga gurita dapat menggerakkan dan mengubah bentuk pengisapnya secara mandiri pada tiap lengan.
Pengisapnya juga dilengkapi dengan reseptor sensorik yang memungkinkan gurita merasakan dan mencium benda-benda yang disentuhnya.
Para peneliti percaya bahwa “suckeroptopy”, begitu mereka menyebut peta spasial itu, memfasilitasi kemampuan sensorik-motorik yang kompleks ini.
Untuk melihat apakah struktur semacam ini umum terjadi pada cephalopoda bertubuh lunak lainnya, para peneliti juga mempelajari cumi-cumi pantai sirip panjang (Doryteuthis pealeii).
Cumi-cumi ini memiliki delapan lengan dengan otot dan pengisap seperti gurita, ditambah dua tentakel.
Tentakelnya mempunyai tangkai yang panjang tanpa pengisap, dengan ujung yang mempunyai pengisap.
Saat berburu, cumi-cumi dapat menembakkan tentakelnya dan menangkap mangsa dengan tangkai yang dilengkapi pengisap.
Hasil penelitian menemukan bahwa tongkat tentakel pada cumi-cumi lebih sedikit memiliki segmen penghisap.
Hal ini kemungkinan karena mereka tidak menggunakan pengisap untuk sensasi seperti yang dilakukan gurita.
Cumi-cumi lebih mengandalkan penglihatan untuk berburu di perairan terbuka, sedangkan gurita berkeliaran di dasar laut dan menggunakan lengan sensitifnya sebagai alat eksplorasi.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif