Bacaini.ID, KEDIRI – Sebanyak 18 ekor siput laut bercahaya dan misterius berhasil ditangkap oleh para ilmuwan dan saat ini masih dalam penelitian.
Sebelumnya, lantaran berada di habitat laut dalam, para ilmuwan kerepotan mencarinya.
Hewan laut dalam yang diberi nama Bathydevius caudactylus ini merupakan keluarga nudibranch atau siput biku, siput laut yang tak bercangkang.
Siput laut adalah moluska yang merayap di sepanjang terumbu karang, di kolam pasang surut, dan dasar laut dangkal.
Namun Bathydevius caudactylus lebih menyukai hidup di laut lebih dalam dan gelap. Dikutip dari science.org, para ilmuwan resmi mendeskripsikan spesies ini sebagai siput laut pertama yang hidup di zona gelap lautan, di mana tidak ada sinar matahari yang dapat menembusnya.
Mereka mencatat, meskipun sebagian besar siput laut merayap dengan kaki berotot, namun khusus siput laut satu ini berenang dengan tudung.
Makhluk transparan seukuran bola bisbol ini terlihat hampir seperempat abad lalu di sekitar 2,6 kilometer bawah permukaan Teluk Monterey California.
Para ilmuwan untuk mendekati lokasi menggunakan kapal selam yang dioperasikan jarak jauh dari Institut Penelitian Akuarium Monterey Bay.
Siput laut dalam ini mendayung dengan ekor lebar dan kadang-kadang bersinar dari bioluminesensi-nya, tapi ia tidak terlihat jelas menyerupai penghuni kedalaman.
Bioluminesensi merupakan fenomena ketika makhluk hidup bisa memancarkan cahaya dari tubuhnya sendiri karena reaksi kimia tertentu yang dialami oleh organisme hidup.
Selama sekitar 20 tahun berikutnya, para peneliti melihat makhluk yang sulit ditangkap ini lebih dari 150 kali.
Dalam setiap momen penampakannya, para ilmuwan menemukannya berenang di kedalaman antara 1 dan 4 kilometer, di lepas pantai yang membentang dari Oregon hingga California Selatan.
Pada dugaan awal kaki makhluk ini berotot seperti siput, sejenis moluska, tapi tidak cocok dengan spesies mana pun yang diketahui.
Saat terancam, ujung ekornya yang bercabang mulai bersinar dan kemudian terlepas, kemungkinan untuk mengalihkan perhatian predator.
Untuk lebih memahami penghuni laut dalam ini, para peneliti akhirnya dapat menangkap 18 ekor.
Pengamatan lebih dekat pada anatomi internal dan analisis genetik menunjukkan bahwa ia adalah nudibranch atau siput biku, namun dalam satu keluarga tersendiri.
Para ilmuwan menggolongkan dalam nama genus deep deceiver atau penipu ulung.
Hal ini dikarenakan identitasnya yang sulit dipahami dan nama spesiesnya mengacu pada ujung ekornya yang seperti jari. Perutnya berisi sisa-sisa udang, yang diduga ditangkap menggunakan tudungnya.
Bagaimana nudibranch yang lambat ini menangkap udang yang lincah masih menjadi teka-teki yang belum terjawab.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif