Bacaini.ID, YOGYAKARTA – Di bawah terik matahari Yogyakarta, ribuan wajah berbinar penuh harap berkumpul di Lapangan Pemda Sleman. Mereka adalah para perempuan tangguh, pelaku usaha ultra mikro yang tergabung dalam program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Hari itu, Selasa (8/7/2025), menjadi momen istimewa ketika Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka hadir di tengah-tengah mereka.
“Ibu-ibu Mekaar ini hebat semua. Kredit macetnya hampir tidak ada artinya disiplin,” puji Gibran dengan tulus di hadapan sekitar 1.500 peserta yang menyambutnya dengan antusias.
Program Mekaar bukan sekadar program pinjaman biasa. Dengan jangkauan mencapai 21 juta nasabah perempuan di seluruh Indonesia, program ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi rakyat yang nyata. Di Yogyakarta sendiri, sejak hadir pada 2016, PNM Mekaar telah menyalurkan pembiayaan mencapai Rp 1,8 triliun kepada lebih dari 102 ribu nasabah.
“Pesan saya diurus halalnya, izin edar, tuliskan tanggal kedaluarsa. Jangan lupa buat kemasan yang menarik supaya semakin banyak yang mau beli,” tambah mantan Walikota Solo itu, memberikan tips praktis yang langsung bisa diterapkan oleh para pelaku usaha.
Dalam kunjungannya, Wapres Gibran tidak datang sendirian. Ia didampingi oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Ketua Komisi IV DPR Siti Hediati Soeharto (Titik Soeharto), Anggota Komisi V DPR Danang Wicaksana, Wakil Menteri BUMN Aminuddin Ma’ruf, Kapolda DIY Irjen Pol. Anggoro Sukartono, dan Bupati Sleman Harda Kiswaya.
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi yang mendampingi Wapres mengunjungi 20 stan usaha nasabah Mekaar, terlihat bangga melihat hasil kerja keras para perempuan tangguh ini. Dialog langsung antara Wapres dan para pelaku usaha berlangsung hangat. Gibran tidak hanya mendengarkan tantangan yang mereka hadapi, tetapi juga memborong sejumlah produk sebagai bentuk dukungan nyata.
Di balik kesuksesan program ini, PNM juga memberikan edukasi literasi keuangan kepada para ibu-ibu pengusaha ultra mikro. Mereka didorong untuk memisahkan uang dapur dari uang usaha demi pengelolaan keuangan yang lebih baik—sebuah langkah sederhana namun krusial untuk keberlanjutan usaha mereka.
Kabar gembira datang hari ini (09/07/2025), ketika PNM menerbitkan Obligasi Orange Bond sebesar Rp 16 triliun—menjadi obligasi orange pertama dalam sejarah Indonesia untuk pemberdayaan perempuan. Orange Bond merupakan instrumen keuangan berorientasi sosial yang difokuskan pada pemberdayaan perempuan prasejahtera.
Penerbitan Orange Bonds oleh PNM bukan sekadar inovasi finansial, tetapi juga bentuk konkret dari komitmen perusahaan dalam mendukung keuangan inklusif dan berkelanjutan. Hal ini selaras dengan prinsip Orange movement yang sedang berkembang di Indonesia dan sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB Goals 5 (UN SDGs 5) dalam aspek kesetaraan gender.
Dana yang dihimpun akan digunakan untuk memperluas pembiayaan dan pendampingan kepada perempuan ultra mikro di seluruh penjuru negeri, melalui program PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar) dan PNM Mekaar Syariah. Langkah strategis ini diharapkan dapat membantu menekan kesenjangan pendanaan untuk mencapai target-target SDGs di Indonesia yang mencapai Rp24.000 triliun.
Kisah para ibu Mekaar adalah bukti nyata bahwa pemberdayaan perempuan bukan hanya tentang kesetaraan gender, tetapi juga tentang membangun fondasi ekonomi keluarga yang kuat. Dengan dukungan dari pemerintah dan lembaga seperti PNM, mimpi untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera tampak semakin dekat di depan mata.
Penulis : Danny Wibisono