Bacaini.ID, BLITAR – Calon Bupati Blitar Rini Syarifah atau Mak Rini memilih Abdul Ghoni sebagai pendamping dalam Pilkada Kabupaten Blitar 2024.
Lahir 26 November 1992, Ghoni diketahui berasal dari Kabupaten Sampang, Madura. Pada Pileg 2024, ia maju sebagai Caleg DPR RI dari PSI di Dapil III Jawa Timur (Banyuwangi, Situbondo dan Bondowoso).
Namun perolehan suara Ghoni tidak cukup mengantarkannya menuju senayan. Gagal di Pileg 2024 tidak membuat kartu politik mantan Ketua PMII Jawa Timur itu mati.
Melalui koneksi alumni pergerakan yang dimiliki, Abdul Ghoni meloncat ke jalur pilkada 2024. Ia mengunci posisi pendamping Mak Rini di Pilkada Kabupaten Blitar melalui rekomendasi Partai Demokrat.
Informasi yang dihimpun, salah satu alasan Mak Rini memilih Ghoni sebagai wakil di Pilkada 2024 adalah kekuatan kapital serta kedekatan dengan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep.
“Mas Ghoni ini orang pusat dan bukan kaleng-kaleng,” kata Mak Rini dalam pertemuan dengan BPD se-Kabupaten Blitar Selasa 8 Oktober 2024 di Hotel Puri Perdana.
Benarkah Abdul Ghoni memang memiliki kekuatan kapital yang besar seperti kabar yang berkembang selama ini? Atau ada faktor lain yang membuat Ghoni terpilih sebagai pendamping Mak Rini?.
Mengutip Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK tahun 2024, total kekayaan Abdul Ghoni hanya sebesar Rp 279 juta atau persisnya Rp 279.022.141.
Perinciannya, aset tanah dan bangunan di Kota Banyuwangi senilai Rp 250.000.000 dan aset alat transportasi dan mesin berupa satu unit sepeda motor tahun 2017, senilai Rp 12.000.000.
Kemudian harta bergerak lain senilai Rp 10.000.000 dan harta Kas dan Setara Kas senilai Rp 7 juta atau tepatnya Rp 7.022.141.
Dapat dikatakan untuk maju di Pilkada Kabupaten Blitar 2024, Cawabup Abdul Ghoni hanya membawa modal sebesar Rp 279 juta.
Sementara sudah jadi rahasia umum, selain popularitas dan elektabilitas, faktor kapital atau yang biasa diplesetkan “isi tas” jadi penentu kemenangan Pilkada.
Penulis: Solichan Arif