Bacaini.id, TRENGGALEK – Upaya pemerintah untuk menurunkan harga kedelai belum membuahkan hasil. Hal mengancam keberlangsungan produksi tahu di Trenggalek yang nyaris gulung tikar.
Keterpurukan ini dialami perajin tahu di Desa Nglongsor, Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek. Sejak kenaikan harga kedelai yang berlarut-larut hingga sekarang, omzet mereka anjlok hingga 75 persen.
“Ssebelum ada kenaikan (harga kedelai) bisa mendapat Rp100 ribu, setelah ada kenaikan cuma Rp25 ribu. Itupun diperparah kenaikan harga minyak goreng, ” ucap Sumarno, pemilik usaha pembuatan tahu di Desa Nglongsor, Selasa 8 Maret 2022.
Selain menjual tahu mentah, sentra tersebut juga memproduksi tahu goreng untuk dikonsumsi langsung dan diedarkan ke pasar Trenggalek dan Ponorogo.
Sejak heboh beberapa bulan lalu, harga kedelai sampai sekarang tak kunjung turun. Demikian pula harga minyak goreng yang keberadaannya dijamin pemerintah. Sumarno tetap kesulitan mendapatkan minyak goreng.
“Kalaupun bisa membeli, jumlahnya sangat terbatas. Jadi tetap beli minyak goreng di pasar meskipun harganya relatif mahal,” katanya.
Kenaikan harga kedealai ini sudah berlangsung selama empat bulan. Upaya pemerintah untuk membantu produsen tahu tanah air tak kunjung menuai angin segar. Harga kedelai tetap di atas Rp10.500 per kg.
Tak ada pilihan bagi Sumarno selain mengurangi ukuran tahunya. Langkah menaikkan harga bukan pilihan realistis untuk mempertahankan pelanggan. “Dulu kedelai satu ton habis 15 hari, sekarang dua bulan belum habis,” keluhnya.
Penulis: Abi Kurniawan
Editor: HTW
Tonton video: