Bacaini.ID, KEDIRI – Harga emas dan dollar yang naik banyak yang menganggap hanya urusan orang kaya atau pebisnis.
Padahal perubahan harga emas dan dollar (fluktuatif) kenyataannya berdampak langsung pada kehidupan rumah tangga sehari-hari.
Pada tahun 2025 harga emas dan dollar naik cukup drastis. Harga emas dunia per Juli 2025 mencapai USD 2.475 per troy ounce, naik sekitar 15% dari tahun sebelumnya.
Sementara kurs dollar AS ke rupiah tembus Rp 16.274 per USD 1, rekor tertinggi sejak pandemi 2020.
Dampak yang timbul dari kenaikan ini di antaranya:
Harga barang naik
Seringkali masyarakat tidak menyadari banyak kebutuhan pokok bergantung pada dollar.
• Bahan makanan impor seperti gandum, kedelai, atau daging sapi dibeli dengan menggunakan dollar.
• Minyak goreng dan bahan bakar juga terdampak karena bahan bakunya impor.
Jika dollar naik, otomatis barang-barang tersebut jadi lebih mahal di pasar lokal. Akhirnya, belanja untuk kebutuhan konsumsi pun ikut membengkak.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi di Indonesia per Juni 2025 mencapai 4,2%, sebagian besar disumbang oleh kenaikan harga bahan pokok.
Biaya pendidikan makin berat
Bagi orang tua yang memiliki anak bersekolah di luar negeri atau kuliah dengan biaya dollar, ini jelas beban besar.
Kondisi ini tentu memaksa orang tua harus menyesuaikan anggaran pendidikan.
Cicilan rumah bisa ikut naik
Beberapa skema KPR (Kredit Pemilikan Rumah) atau cicilan apartemen ada yang berbasis dollar atau mengacu pada suku bunga global.
Ketika The Fed (Bank Sentral AS) mempertahankan bunga tinggi, perbankan di Indonesia biasanya ikut menyesuaikan bunga pinjaman.
Hasilnya? Cicilan rumah bisa jadi lebih mahal.
Investasi jadi dilemma
Investasi emas menjadi tak menentu. Data Antam per Juli 2025 menunjukkan harga emas batangan mencapai Rp 1.513.000 per gram, tertinggi sepanjang sejarah.
Kalau memutuskan membeli sekarang, risikonya lebih tinggi karena harga bisa turun kapan saja.
Jasa kirim barang dari luar negeri lebih mahal
Kenaikan dollar bagi pemilik usaha online atau yang menambahkan baku dari luar negeri tentu semakin memberatkan.
Kenaikan dollar membuat ongkos kirim (shipping) dan pajak impor makin mahal.
Belanja di marketplace internasional pun menjadi lebih mahal.
Sebab emas dan dollar naik
Ada beberapa penyebab kenapa emas dan dollar melonjak:
• Ketidakpastian ekonomi global, seperti perang dagang AS-China, bikin investor buru-buru beli emas dan dollar sebagai aset aman.
Kini ditambah dengan tarif dagang yang dilakukan oleh AS dengan semaunya, membuat perekonomian dunia menjadi terguncang.
• Suku bunga The Fed tinggi, mengakibatkan uang dari seluruh dunia kembali ke Amerika, memperkuat dollar.
• Krisis geopolitik di beberapa negara mendorong permintaan emas sebagai pelindung nilai (hedging).
Menurut Bloomberg Economics, tren ini masih akan berlangsung setidaknya sampai awal 2026.
Solusinya untuk mengatur keuangan rumah tangga
Ekonom Teguh Dartanto dari Universitas Indonesia dalam sebuah kesempatan menyarankan beberapa langkah agar keluarga bisa bertahan di tengah kondisi ini:
• Kurangi belanja barang impor. Pilih produk lokal sebanyak mungkin.
• Susun ulang anggaran.Prioritaskan kebutuhan pokok dan siapkan dana darurat lebih besar dari biasanya.
• Investasi dengan bijak. Jika belum punya emas, pertimbangkan investasi lain seperti reksa dana pasar uang yang lebih aman saat ini.
• Cari penghasilan tambahan. Misalnya, bisnis sampingan atau kerja freelance untuk menambah pemasukan.
Keluarga Indonesia perlu lebih waspada dan pintar mengelola keuangan di tahun 2025 ini, agar tidak semakin terbebani oleh situasi ekonomi yang tidak menentu.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif