Bacaini.id, KEDIRI – Pengasuh Pondok Pesantren Al Amien Kota Kediri, KH Anwar Iskandar digadang-gadang menjadi calon Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI). Nama Wakil Rais ‘Aam PBNU tersebut akan dibawa ke dalam rapat pleno pada 15 Agustus 2023 mendatang.
Di kalangan pengasuh pondok pesantren dan Nahdlatul Ulama, KH Anwar Iskandar atau yang akrab disapa Gus War bukanlah orang asing. Gus War bahkan kerap berada di pusaran percaturan politik nasional dan memiliki perhatian pada dunia pendidikan.
Bermukim dan moncer di Kediri sebagai Ketua Umum Yayasan Bina Cendikia Muslim Pancasila yang menaungi Universitas Islam Kadiri (Uniska), Gus War bukanlah ulama asal Kediri. Beliau lahir di Desa Berasan, Kecamatan Muncar, Banyuwangi pada 24 April 1950. Ayahnya bernama KH. Iskandar, pendiri dan pengasuh pondok pesantren Mambaul Ulum Berasan, Muncar, Banyuwangi.
Dikutip dari situs laduni.id, Gus War dinikahkan oleh KH Mahrus Ali dengan seorang wanita asal Jamsaren Kediri bernama Nyai Qoni’atus Zahro, putri dari pengasuh Pondok Pesantren Assa’idiyah Jamsaren, yaitu Kyai Sa’id. Dari pernikahan pertama ini KH Muh. Anwar Iskandar dikaruniai satu putra dan lima putri.
Pada tahun 1990, Gus War menikah kedua kalinya dengan ibu Nyai Hj. Yayan Handayani asal Bogor, dan mendiami pondok pesantren Al-Amin. Dari pernikahan ini beliau dikaruniai tiga putra dan satu putri.
Riwayat pendidikan
Setelah menyelesaikan pendidikan agama di Banyuwangi, Gus War melanjutkan ke Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Selain mengaji di Lirboyo, Gus War juga mengaji di pondok pesantren Ploso Kediri, Sarang Rembang, Minggen Demak, dan ilmu Falak di Jember.
Selain menempuh pendidikan di pondok pesantren, Gus War juga meneruskan jenjang pendidikan formal di Perguruan Tinggi Tribakti Kediri. Hingga berhasil menyandang gelar sarjana muda pada tahun 1969.
Setahun berikutnya Gus War meninggalkan pondok pesantren Lirboyo Kediri menuju Jakarta untuk menyelesaikan program sarjana lengkap di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan mengambil Fakultas Adab Jurusan Sastra Arab.
Jika dalam rapat pleno MUI disetujui, nama Gus War akan kembali dibahas dalam rapat paripurna yang dipimpin Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia, KH Maruf Amin. Relasi Gus War dengan KH Maruf Amin sendiri cukup kuat. Bahkan pada pilpres 2019 lalu, Gus War cukup aktif menyuarakan kemenangan pasangan Joko Widodo – Maruf Amin di kalangan pesantren.
Penulis: Hari Tri Wasono