Bacaini.ID – Wasekjen Pimpinan Pusat Ansor NU Syauqul Muhibbin atau Mas Ibin lebih awal mengantongi rekom bakal calon wali kota (bacawali) Blitar 2024-2029.
Sedikit kembali ke belakang. Di saat para Bacawali lain dipusingkan urusan Surat Tugas, Mas Ibin tiba-tiba sudah mengantongi rekom PKB, dan itu tanpa pakai ribut-ribut di media massa.
“Alhamdulillah kami telah mendapatkan rekom PKB,” tuturnya waktu itu. Mas Ibin memperlihatkan tontonan politik di Pilkada Kota Blitar 2024 yang cukup memberi efek kejut.
Ibarat pertandingan sepak bola, Mas Ibin memeragakan gaya permainan Tiki-Taka, fokus pada pemegangan bola (Baca: rekom) dengan terus bergerak pindah-pindah pendek antar pemain (Blitar, Surabaya dan Jakarta).
Tujuannya adalah menguasai permainan dengan terus menjaga bola dalam tim sendiri sembari membangun serangan bertahap. Hasilnya: gol pertama, rekom jatuh di tangan.
Semua tahu, PKB Kota Blitar sedari awal mengusulkan nama lain. Meski memiliki 5 kursi dan bisa mengusung pasangan calon sendiri, Ketua PKB Kota Blitar Yasin Hermanto lebih mendamba berkoalisi dengan PDIP.
Kalau gagal mengusung dirinya sendiri berpasangan dengan M. Tobroni atau Kak Toni, kerabat Bupati Blitar Mak Rini, skenario kedua Yasin memasangkan Kak Toni dengan Bambang Rianto atau Bambang Kawit, bacawali PDIP.
Namun dua skenario politik itu ambyar oleh gaya Tiki-Taka Mas Ibin. Turunnya rekom ke tangan Mas Ibin mengubah peta politik Pilkada Kota Blitar 2024. Suka tidak suka Yasin harus tegak lurus dengan DPP PKB.
Dalam acara launching Markas Besar (Mabes) Relawan Pemenangan Mas Ibin, Yasin menyatakan PKB siap memenangkan Bacawali Syauqul Muhibbin di Pilkada Kota Blitar.
Kelakar Mas Ibin yang mengatakan: Wonge Pusat mulai dipandang bukan guyonan lagi, tapi keseriusan yang tak bisa diremehkan, utamanya oleh para pimpinan parpol.
Pertanyan-pertanyaan menyelidik tentang siapa sosok Mas Ibin mulai bermunculan. Pertanyaan-pertanyaan lebih jauh tentang jaringan sosial politik dan logistik yang dimiliki mulai diintip dan jadi kasak-kusuk politik.
Mas Ibin menanggapi dengan rileks, nyantai. Mantan aktivis PMII dan santri Ponpes Denanyar Jombang yang juga pengusaha sukses itu, selalu menyatakan dirinya adalah Yunior yang hormat pada seluruh senior di Kota Blitar.
Ia tidak pernah beranjak dari identitasnya sebagai generasi milenial yang siap bersama-sama seluruh elemen sosial politik membawa perubahan lebih baik di Kota Blitar.
Mas Ibin berharap rekom-rekom lain segera menyusul, yang itu lantaran dirinya telah mendaftar sebagai bacawali di seluruh parpol. “Koalisi masih terbuka lebar untuk semua parpol,” tuturnya.
Semua tahu, dinamika politik tiba-tiba bergulir cepat. PDIP yang sebelumnya memiliki tradisi buat kejutan di injury time, telah meluncurkan rekomendasi kepada Bacawali Bambang Rianto atau Bambang Kawit.
Figur Bambang cukup kontroversial. Meski sudah ber- KTA PDIP, masih banyak yang menganggap bukan kader murni. Alasan itu mendasar karena Bambang diketahui anggota DPRD Provinsi Jawa Timur dari Partai Hanura.
Pada Pileg 2024 Bambang maju sebagai caleg DPR RI dapil VI Jatim (Blitar, Tulungagung dan Kediri) dari PKB. Hanya saja perolehan suaranya tidak cukup membawanya ke senayan.
Poinnya, Bambang merupakan politisi Partai Hanura yang hijrah ke PKB dan meloncat ke PDIP. Karenanya sesuai isi rekom, Bambang dipasangkan dengan Bayu Setyo Kuncoro, kader murni PDIP yang juga anggota DPRD Kota Blitar.
Kalau realitasnya PDIP enggan berbagi kursi kuasa di Pilkada Kota Blitar 2024, itu hal yang wajar. PDIP adalah pemenang pemilu 2024 dengan perolehan kursi terbanyak, yakni 8 kursi.
Parpol lain seperti PKB (5 kursi), Golkar (3 kursi), PPP (3 kursi), PAN (3 kursi), Gerindra (2 kursi), dan Demokrat (1 kursi), berada di bawahnya. Ego sebagai yang besar dan sulit dikalahkan, adalah hal lazim dalam politik.
Pada sisi lain terbitnya rekom dengan mengusung pasangan calon adalah langkah maju PDIP sekaligus ujian bagi parpol lain di luar PKB. Mudah ditebak bagi yang gentar berhadapan atau tidak punya pengalaman berival, langsung mengubah haluan.
PPP Kota Blitar menyatakan merapat dengan alasan rekan koalisi sejak Pilpres 2024. Sekertaris DPC PPP Kota Blitar Nuhan Eko Wahyudi menegaskan partainya akan mendukung PDIP tanpa melihat lagi pasangan yang diusung.
Partai Gerindra Kota Blitar juga menyusul, meski sejauh ini belum menerbitkan rekom dukungan resmi ke PDIP. Dukungan ke PDIP masih sebatas klaim-klaim politik yang diriuhkan di media massa.
Gerindra tak seperti PPP Kota Blitar yang mengungkapkan dukungannya ke PDIP secara tertulis. Kalau melihat sifat politik yang selalu plastis, lentur, dan apalagi pilkada, Partai Gerindra dispekulasikan masih bisa goyah di injury time.
Lantas bagaimana dengan PAN, Partai Golkar dan Demokrat? Informasi yang dihimpun, meski belum mengisyaratkan sikap, sejauh ini terus bekomunikasi intens dengan Mas Ibin, berbicara soal AG2 atau bakal calon wakil wali kota (Bacawawali).
Calon AG2 masih digodok dan dalam waktu dekat diluncurkan. Di atas kertas memang telah muncul nama-nama yang menyatakan siap jadi bacawawali, yakni mulai nama baru hingga politisi lama.
Salah satunya sebut saja Elim Tyu Samba, kader Partai Gerindra yang di awal ngebet digandeng Bacawali PDIP Bambang Kawit, tapi kandas harapan.
Elim merupakan Caleg DPR RI Partai Gerindra Dapil VI (Blitar, Kediri dan Tulungagung) Pileg 2024. Hanya saja, perolehan suaranya gagal mengantarkannya ke Senayan.
Pertanyaanya, sebagai kader baru yang belum punya cukup pengalaman politik, apakah Elim mampu menyumbang suara signifikan?, hal itu mengingat perolehan suaranya di Pileg 2024 di Kota Blitar relatif kecil.
Pertanyaan berikutnya, adakah nama lain yang lebih potensial?. Tentu saja dalam politik segalanya serba mungkin. Sangat mungkin calon AG2 itu datang dari PAN atau Partai Golkar atau kesepakatan keduanya.
Bahkan tidak mustahil calon AG2 pendamping Mas Ibin datang dari kader Partai Demokrat yang dalam dinamikanya tidak banyak tersorot lampu panggung politik.
Sebab tujuan utama kontestasi politik, utamanya Pilkada, adalah memenangkan suara di seluruh Tempat Pemungutan Suara (TPS), bukan sekedar menakar jumlah kursi di legislatif.
Sampai hari ini Mas Ibin belum membuka suara soal sosok AG2 yang bakal mendampinginya. Ia menyikapi dinamika politik yang terjadi dengan santai dan tidak berhenti berkoordinasi dan konsolidasi.
Lagi-lagi Mas Ibin kembali memainkan gaya politik bola Tiki-Taka, yakni terus bergerak dan fokus pada penguasaan permainan sembari membangun serangan bertahap.
Golnya kali ini adalah mendapatkan AG2 yang mampu memuluskan kemenangan di Pilkada Kota Blitar 2024.
Mas Ibin tidak memiliki kriteria yang muluk-muluk soal calon AG2 pendampingnya. Lantaran kontestasi Pilkada berlangsung terbuka, ia ingin pendampingnya punya kemampuan bertarung dan bertanding.
Calon AG2 yang memiliki kapasitas dan kapabilitas. “Dan tentunya sevisi dan semisi,” ujarnya singkat.
Penulis: Solichan Arif