Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Ratusan hektare lahan pertanian tembakau di Tulungagung mengalami gagal panen atau puso. Akibatnya, petani merugi hingga puluhan juta rupiah.
Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Tulungagung, Gatot Rahayu mengatakan, berdasarkan laporan yang diterima ada 116 hektare lahan pertanian tembakau yang mengalami puso.
“Ratusan lahan pertanian tembakau yang puso itu berada di Kecamatan Pakel dan Boyolangu. Disebabkan curah hujan tinggi bulan Juli ini,” kata Gatot kepada Bacaini.id, Selasa, 11 Juli 2023.
Gatot menjelaskan, pada dasarnya tanaman tembakau itu tidak dapat bertahan jika asupan air terlalu tinggi. Sehingga, tanaman tembakau akan rawan mati jika mendapat asupan air terlalu banyak, apalagi jika usia tanamannya masih muda.
“Sesuai laporan yang kami terima, tanaman tembakau yang puso berusia mulai dari mingguan hingga satu bulan,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Makmur Desa Kendalbulur, Endri Cahyono menambahkan, di Desa Kendalbulur, lahan tembakau yang mengalami puso hampir mencapai 100 persen. Mayoritas tanaman tembakau masih berusia 1,5 bulan dan akhirnya mati karena terus menerus diguyur air hujan.
“Solusinya petani harus tanam lagi, karena jika tembakau sudah membusuk, rata-rata sudah tidak bisa hidup lagi,” ungkap Endri.
Disebutkan pula oleh Endri, para petani tembakau yang mengalami gagal panen harus menderita kerugian hingga Rp20 Juta per hektare pada masa tanam. Sedangkan di Desa Kendalbulur terdapat 186 hektare lahan tembakau yang mengalami gagal panen.
“Meski mengalami puso, para petani tetap bertahan untuk melakukan tanam. Karena saat ini harga tembakau sedang tinggi,” pungkasnya.
Penulis: Setiawan
Editor: Novira