Bacaini.ID, KEDIRI – Forum Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama mengingatkan pemerintah untuk tidak menggunakan dana Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) membiayai program makan bergizi gratis (MBG).
Peringatan itu disampaikan sejumlah kyai dan pengurus pondok pesantren NU saat menggelar Bahtsul Masail (musyawarah) di Hotel Grand Surya Kota Kediri, Sabtu, 25 Januari 2025.
“Menurut sepengetahuan kami, dari ikitab-kitab kami mengaji, bahwa zakat itu ditarik ada syaratnya. Kemudian diambil dan dikelola oleh siapa ada aturannya dalam Islam, dana yang berhak menerima pun juga ada ketentuannya. Kami memandang ketika dana zakat itu dialihkan untuk program penambahan gizi itu tidak memenuhi ketentuan dalam kitab-kitab ini sehingga kami tidak setuju,” jelas KH. Marzuki Mustamar, Pimpinan Pondok Pesantren Sabilurrosyad, Kota Malang.
Hal itu menjadi pembahasan Bahtsul Masail menyusul beredarnya informasi di media sosial tentang pembiayaan program MBG menggunakan dana Baznas. Menurut KH. Marzuki Mustamar, dana di Baznas atau lembaga internal NU yang mengelola zakat hanya boleh dipergunakan oleh warga muslim yang miskin. Sementara penerima manfaat program MBG di sekolah-sekolah, banyak dari kalangan orang mampu dan non muslim.
Terkait program pemerintah makan bergizi gratis, para kyai NU tidak melarang, asal menggunakan sumber anggaran keuangan yang tepat.
Hadir dalam Bahtsul Masail ini para kyai NU dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, seperti Kyai Haji Achmad Rosikh Roghibi, Kyai Haji Lora Dimyati Muhammad, dan Kyai Haji Marzuki Mustamar.
Tentang Bahtsul Masail
Bahtsul Masail adalah sebuah tradisi dalam komunitas Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia, yang melibatkan diskusi dan pengkajian masalah-masalah keagamaan dan sosial. Tujuan utama dari Bahtsul Masail adalah untuk mencari solusi terhadap berbagai persoalan kontemporer berdasarkan ajaran dan hukum Islam. Proses ini melibatkan para ulama, cendekiawan, dan ahli hukum Islam yang mendiskusikan dan merumuskan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh masyarakat.
Bahtsul Masail biasanya dilakukan dalam pertemuan-pertemuan atau forum khusus di mana para peserta berdiskusi secara mendalam dengan menggunakan metodologi ijtihad, yakni usaha sungguh-sungguh untuk memahami dan menerapkan ajaran Islam dalam konteks kehidupan modern. Hasil dari Bahtsul Masail sering kali menjadi pedoman bagi umat Islam dalam menghadapi berbagai isu dan tantangan yang muncul di masyarakat.
Penulis: A.K. Jatmiko, Hari Tri Wasono
Editor: Hari Tri Wasono