KEDIRI – Pasangan Hanindhito Himawan Pramana dan Dewi Maria Ulfa memasang target suara tinggi dalam pilkada Kabupaten Kediri, 9 Desember 2020. Bergabungnya seluruh partai politik menjadi modal utama mereka dalam melawan bumbung kosong.
Meski pendaftaran calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Kediri belum ditutup, namun peluang Dhito menjadi calon tunggal sudah bisa dipastikan. Kurang dari 24 jam sebelum pendaftaran dilakukan, pasangan ini berhasil memborong seluruh rekomendasi partai politik di kursi DPRD Kabupaten Kediri.
Mereka adalah PDI Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa, Golkar, Partai Amanat Nasional, Demokrat, Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera, Gerindra, dan Partai Persatuan Pembangunan. Ditambah tiga partai pendukung non parlemen yakni Hanura, Partai Garuda, dan PSI.
PPP adalah terakhir yang memberikan dukungan kepada Dhito – Maria. Pemberian rekom terjadi kurang dari 24 jam sebelum proses pendaftaran dimulai. Sebelumnya Ketua PPP Kabupaten Kediri Taufik Chavivudin gencar menyatakan abstain dalam pilkada karena tak ingin menjadi pengekor.
Tak sekedar klaim, seluruh pengurus partai politik tersebut turut mengantarkan Dhito – Maria mendaftar di Sekretariat KPU, Jumat 4 September 2020. Mereka juga melakukan deklarasi dukungan sebelum menuju KPU sebagai bentuk kebulatan tekad.
Besarnya dukungan ini membuat Dhito optimis bisa memenangkan pilkada Kabupaten Kediri dengan mudah. Dia bahkan mematok target perolehan suara hingga 85 persen.
“Saya berharap partai politik secara struktur bisa membantu saya untuk mencapai kemenangan dalam pilkada 2020. Ke depan untuk kader partai sedapatnya selalu memberikan arahan ataupun pendampingan, karena secara resmi 50 kursi telah mendukung saya sepenuhnya untuk menjadi Bupati Kediri,” kata Dhito.
Meski mendapat dukungan penuh semua partai, Dhito tetap merasa ketar-ketir dengan gerakan bumbung kosong. Menurutnya, gerakan bumbung kosong jauh lebih berbahaya dibanding kandidat yang bisa terlihat pergerakannya. “Kalau bumbung kosong kita tidak dapat mengukur pergerakan dari bumbung kosong tersebut. Kalau kita ada lawan, kita bisa mengukur, pasti ada data-data statistik yang terlihat,” katanya.
Senada dengan Dhito, Wakil Ketua Bidang Kehormatan DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Budi Sulistyono meminta masyarakat tak memilih bumbung kosong. Dia menegaskan jika bumbung kosong tak layak didukung karena tak memiliki visi dan misi untuk Kabupaten Kediri. “Bumbung kosong itu apa?” sergahnya.
Ketua KPU Kabupaten Kediri Ninik Sunarmi menegaskan akan tetap membuka masa pendaftaran hingga tanggal 6 September mendatang. Hal itu sesuai tahapan pilkada yang telah ditentukan. “Kami akan memperpanjang masa pendaftaran lagi meski semua partai sudah memberikan dukungan kepada pasangan ini,” kata Ninik.
Jika pendaftaran sudah ditutup dan tetap tidak ada penambahan calon, KPU akan memperpanjang pendaftaran kembali. Selanjutnya keputusan melaksanakan pilkada baru diambil setelah perpanjangan tersebut tetap tak menjaring kandidat.
Kampanye Bumbung Kosong
Sikap para pengurus partai untuk mendukung Dhito menjadi calon Bupati Kediri tak menyurutkan kampanye bumbung kosong di media sosial. Salah satu yang getol mengkampanyekan adalah Rahmat Mahmudi.
Melalui postingan di media sosial Facebook, Rahmat Mahmudi yang juga pengelola (admin) Grup Facebook Menuju Kediri Lebih Baik tak berhenti mengajak masyarakat mendukung bumbung kosong. Dalam postingannya usai pendaftaran pasangan calono berlangsung, Rahmat menulis seperti ini;
Jika semua parpol di DPRD mendukung cabup tunggal dan si cabup menang dalam pilbup, kelak pemkab akan berjalan tanpa kontrol DPRD. Kita harus menyelamatkan Kab Kediri dengan memenangkan bumbung/kolom kosong.
Postingan tersebut menuai beragam komentar dari warganet. Sebagian besar mendukung postingan tersebut, meski ada juga yang menolak. Meski demikian, para pengamat politik memprediksi jika gerakan bumbung kosong ini hanya sebatas wacana. (HTW)