Bacaini.ID, JAKARTA – Universitas Al Azhar Indonesia ditunjuk menjadi tempat penyelengaraan Festival Ayam Telur dan Susu (FATS) Tahun 2025. Festival ini mengedukasi masyarakat tentang kesadaran konsumsi protein hewani untuk meningkatkan kecerdasan anak bangsa.
Bertempat di Halaman Hijau Masjid Al Azhar, Jakarta Selatan, festival ini berlangsung dalam dua hari, Sabtu dan Minggu, 19-20 Juli 2025. Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda mengatakan kebutuhan gizi anak di periode 1.000 pertama kehidupan pasca kelahiran berperan penting dalam kecerdasan anak.
“Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian mempunyai tanggung jawab dan peran strategis, salah satunya penyediaan protein hewani yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH),” kata Agung Suganda yang menjadi key note Seminar Internasional bertajuk Penyediaan Protein Hewani Menuju Indonesia Emas 2025 di festival itu.
Berdasarkan data Survey Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2024, prevalensi stunting Indonesia adalah 19,8%, menurun dibanding tahun 2023 yang mencapai 22.5%. Meskipun sudah di bawah standar ambang batas yang ditetapkan WHO yaitu 20%, angka ini masih lebih tinggi dari negara lain seperti Thailand yang kurang dari 10% dan Malaysia di angka 12-13%.
Untuk mencukupi gizi anak-anak Indonesia, pemerintah berupaya menggenjot produksi empat komoditas peternakan utama dalam negeri, yakni daging ayam, telur ayam, daging sapi, dan susu sapi. Dua komoditas yang telah mencapai swa sembada adalah daging ayam (surplus 0,12 jutan ton) dan telur ayam (surplus 0,17 ton). Sedangkan untuk daging sapi dan susu Indonesia masih membutuhkan impor.
Berdasarkan data FAO, konsumsi perkapita protein hewani untuk daging ayam 9,317 kg/kapita pertahun, telur 15,6 kg/kapita/tahun dan susu 16 kg/kapita/tahun. Di antara negara -negara Asia Tenggara, Indonesia menempati peringkat kedua dalam hal konsumsi telur. “Melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG) diharapkan menjadi pasar penyerap produk produk protein hewani ini,” pungkas Agung.
Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi salah satu langkah strategis Indonesia dalam mewujudkan visi Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto. MBG bertujuan mengatasi permasalahan gizi buruk dan stunting Indonesia, sekaligus mendukung tumbuh kembang anak-anak, kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui sebagai penerima manfaat.
Program ini juga memastikan kebutuhan harian masyarakat terutama di kalangan anak-anak, remaja, ibu hamil dan menyusui tercukupi dengan standar Angka Kecukupan Gizi (AKG). Komoditas daging ayam, telur dan susu menjadi menu utama sumber protein program ini.

Rektor Universitas Al Azhar Indonesia, Prof. DR. Ir Asep Saefudin, M.Sc. menyampaikan apresiasi dan bangga menjadi mitra penyelenggaraan festival ini. Ia juga mendorong keterlibatan mahasiswa Universitas Al Azhar dalam merespon isu strategis bangsa, termasuk pengembangan menu dan edukasi gizi dalam mendukung program MBG.
“Kami berharap kolaborasi ini mempu meningkatkan kesadaran pentingnya konsumsi protein hewani dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi perbaikan gizi dan kualitas SDM Indonesia,” katanya.
Selain seminar, festival ini juga diikuti rangkaian kegiatan seperti TalkShow, kreasi mahasiswa untuk menu makanan MBG, bazaar, hiburan dan olah raga bersama, dan lomba poster bertema Gizi & Kecerdasan untuk siswa SLTA.
Hadir dalam pembukaan festival ini Dirjen Peternakan & Kesehatan Hewan – Kementrian Pertanian, Staf Ahli Badan Gizi Nasional, Waketum KADIN Bidang Peternakan, Rektor Universitas Al Azhar Indonesia, Ketua & Pengurus Asosiasi Terkait, pelaku usaha peternakan, mahasiswa, Penggerak PKK DKI, serta masyarakat umum.
Sejarah Festival
Festival Ayam dan Telur pertama kali diadakan pada tanggal 15 Oktober 2011 di Parkir Timur Senayan, yang dicanangkan oleh Menteri Pertanian Dr Ir Suswono sebagai Hari Ayam dan Telur Nasional.
Festival ini lahir dari bentuk kepedulian seluruh pemangku kepentingan di bidang peternakan dan kesehatan hewan dalam mengedukasi masyarakat akan pentingnya konsumsi protein hewani. Sampai saat ini Indonesia masih mengalami masalah gizi; prevalensi stunting (tinggi badan pendek dibanding usianya akibat kekurangan gizi kronik), wasting (berat badan rendah dibanding tinggi badannya) dan anemia pada ibu hamil. Persoalan lainnya adalah meningkatkan kasus obesitas pada orang dewasa.
Protein hewani memiliki berbagai fungsi penting bagi tubuh, di antaranya membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, mendukung pertumbuhan dan perkembangan, serta meningkatkan daya tahan tubuh. Dengan kandungan asam amino esensial yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh manusia, kebutuhan itu bisa diperoleh dari daging ayam, telur, daging sapi susu dan ikan.
Penulis: Hari Tri Wasono