Bacaini.id, LUMAJANG – Derasnya aliran awan panas guguran Gunung Semeru membawa dampak kerusakan parah di enam desa di Kabupaten Lumajang. Hingga malam ini warga masih bertahan di posko pengungsian dan tak berani pulang.
Pantauan Bacaini.id di lokasi kejadian menunjukkan kondisi permukiman penduduk yang rusak parah. Sebagian besar ambruk tertimpa material abul vulkanik yang tebal. Tercatat enam desa yang mengalami kerusakan parah dalam musibah ini. Terdiri dari Desa Supiturang, Desa Sumberurip, Desa Oro-Oro Ombo dan Desa Pronojiwo, Desa Sumberwuluh dan Desa Sumbermujur.
Kasi Kedaruratan BPBD Jatim Satrio Nurseno mengatakan lahar dingin yang turun dari puncak dan memutus Jembatan Gladak Perak menjadi kendala distribusi logistik. ”Jembatan ini gak bisa digunakan lagi. Mau dibangun jembatan darurat pun tetap perlu pertimbangan panjang,” kata Satrio Nurseno, Minggu 5 Desember 2021.
Masih menurut Satrio, sebanyak 57 warga yang mengalami luka bakar sedang hingga ringan rata-rata tinggal di dekat aliran lahar dan penambang pasir. ”Untuk data korban jiwa dan kerusakan materil masih akan kami hitung lagi. Kami masih terus melakukan pendataan,” jelasnya.
BPBD juga meminta warga untuk menempati lokasi pengungsian mengingat kondisi rumah yang rusak dan hujan abu vulkanik yang masih berlangsung. Status Gunung Semeru sendiri masih level II Waspada.
Disebutkan Satrio, total ada 1.250 warga mengungsi baik di wilayah Kecamatan Pronojiwo maupun Kecamatan Candipuro. ”Mereka mengungsi ke tempat aman di sekolah sekolah-sekolah dan masjid. Kami juga mendirikan Dapur Umum, Pos Induk dan Pos AJU,” imbuhnya.
Posko bantuan utama itu berada di Pendopo Kabupaten Lumajang dan sub Posko berada di lapangan Sumberwuluh dan lapangan Penanggal.
Dapur Umum juga sudah didirikan di Balai Desa Penanggal, Balai Desa Sumberwuluh, dan Kecamatan Pronojiwo. ”Saat ini kami fokus evakuasi korban dan memasok bantuan pengungsi. Kalau untuk recovery nanti tunggu situasi kondusif,” pungkasnya.
Penulis: A. Ulul
Editor: Budi Sutrisno
Tonton video: