Bacaini.id, BLITAR – Gelaran Blitar Djadoel oleh Pemkot Blitar selama lima hari mulai 17-22 Juni 2023 menyedot anggaran daerah hingga ratusan juta rupiah. Merujuk pada helatan event yang sama 2022 lalu, biaya yang harus dikeluarkan bahkan mencapai Rp800 juta.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Blitar selaku penyelenggara harus pontang-panting mencari tambahan dana demi terselenggaranya kegiatan Blitar Djadoel. Pasalnya anggaran yang dimiliki Disperindag senilai Rp400 juta masih kurang.
“Kalau anggaran sama seperti tahun-tahun kemarin tapi anggaran ini kan didukung dari yang lain, karena tidak mencukupi kalau dari pemerintah,” kata Kepala Disperindag Kota Blitar, Hakim Sisworo, Minggu, 18 Juni 2023.
Pihaknya pun harus menggandeng pihak swasta untuk ikut mendanai acara yang digelar dalam rangka menumbuhkan perekonomian masyarakat, terutama UMKM pasca pandemi. Ada berbagai perusahaan swasta yang diminta untuk menjadi sponsor dalam acara rutin tahunan ini.
“Kalau mengandalkan anggaranku (Disperindag) 400 juta rupiah dibuat makan minum sama tenda aja kurang, tahun kemarin 800 juta rupiah habisnya,” ungkapnya sembari tersenyum.
Namun demikian, apakah anggaran ratusan juta rupiah ini sebanding dengan tujuan digelarnya Blitar Djadoel demi mendorong kemajuan perekonomian masyarakat. Mengingar event ini tidak hanya dikhususkan pada peningkatan atau pertumbuhan UMKM saja.
Bazar Blitar Djadoel kali ini terbagi menjadi tiga kegiatan yakni Kejurprov ESI, UMKM, serta Pelayanan Publik dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Blitar. Disperindag Kota Blitar menyebut khusus UMKM di Blitar Djadoel hanya ada sekitar 173 pedagang yang terlibat.
Lantas seberapa besarkah efek acara Blitar Djadoel terhadap peningkatan perekonomian masyarakat. Sekali lagi Pemkot Blitar mengklaim acara ini mampu meningkatkan perekonomian masyarakat dan mampu memberi peluang usaha kepada warga.
Menurut Pemkot Blitar, seperti dikatakan Hakim, hal itu dibuktikan dengan tingginya perputaran uang yang ada di Bazar Blitar Djadoel. Data Disperindag Kota Blitar pada tahun sebelumnya perputaran uang dari event ini bahkan mencapai Rp3 Miliar selama lima hari penyelenggaraan.
“Dampak-dampaknya itu pengrajin bambu, gedek, persewaan, tenaga kerjanya, masuk semua kan. Jadi secara ekonomi juga berdampak ke yang lain,” pungkasnya.
Penulis: AK.Jatmiko
Editor: Novira