• Login
  • Register
Bacaini.id
Thursday, November 6, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Diplomasi Peci Prabowo Subianto

ditulis oleh Redaksi
28/04/2025
Durasi baca: 2 menit
Diplomasi Peci Prabowo Subianto

Danny Wibisono, Kepala Litbang Bacaini.ID

Bacaini.ID, JAKARTA – Penggunaan peci atau songkok mulai populer di kalangan bangsawan dan rakyat sejak zaman Kesultanan Demak dan kerajaan-kerajaan Islam lainnya di Jawa. Peci dianggap simbol perlawanan kultural terhadap dominasi budaya Barat.

Peci atau songkok merupakan penutup kepala tradisional berbentuk bulat oval, agak pipih di atas, dan biasanya berwarna hitam. Penggunaan peci berakar dari budaya Melayu dan Islam di Nusantara.

Masuknya peci ke wilayah Kesultanan Malaka diperkirakan terjadi pada abad ke-15, bersamaan dengan penyebaran Islam di Asia Tenggara. Pada mulanya peci dikenakan identitas kaum Muslim dan menjadi simbol kesopanan, kehormatan, serta keimanan.

Di Indonesia, peci mulai populer di kalangan bangsawan dan rakyat sejak zaman Kesultanan Demak dan kerajaan-kerajaan Islam lainnya di Jawa. Penggunaannya makin meluas terutama pada masa kolonial, karena peci dianggap sebagai lambang perlawanan kultural terhadap dominasi budaya Barat.

Di era pergerakan nasional, Soekarno memperkuat identitas peci sebagai simbol nasionalisme Indonesia. Dalam banyak pidato dan penampilannya, Soekarno selalu memakai peci hitam polos.

Hal inilah yang pada akhirnya membuat peci bukan lagi sekadar atribut agama, melainkan menjadi identitas bangsa, yang menjadi simbol  ke-Indonesiaan, anti-kolonialisme, dan persatuan lintas etnis dan agama. Karenanya setelah kemerdekaan, peci menjadi bagian resmi pakaian nasional yang digunakan dalam acara kenegaraan, pemerintahan, dan tradisi budaya.

“Diplomasi Peci” Prabowo Subianto

Penggunaan peci oleh Presiden Indonesia Prabowo Subianto di forum internasional melahirkan paradigma baru tentang peci sebagai alat diplomasi. Konsep ini muncul sebagai bentuk simbolisasi nasionalisme Indonesia dalam forum diplomasi dunia.

Dengan memakai peci, Prabowo ingin menegaskan jati diri Indonesia di mata dunia. Ia juga ingin menunjukkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang percaya diri dengan budayanya sendiri, yang mengandung pesan tentang kesederhanaan, kedaulatan, dan keunikan bangsa Indonesia.

Melalui peci, Presiden Indonesia kedelapan ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak perlu meniru busana Barat dalam pergaulan dunia. Prabowo ingin mengangkat nilai-nilai tradisional ke panggung global, sekaligus menyiratkan bahwa Indonesia hadir di dunia internasional dengan kepribadian sendiri, bukan sebagai pengikut blok mana pun.

Gaya ini mengingatkan pada diplomasi Soekarno, yang disesuaikan dengan gaya Prabowo yang lebih tegas dan realistis dalam menghadapi tantangan geopolitik modern.

Dengan demikian, peci di Indonesia lebih dari sekadar penutup kepala. Ia adalah simbol sejarah, agama, budaya, perlawanan, dan nasionalisme.

Melalui “Diplomasi Peci”, Prabowo Subianto membangkitkan kembali semangat diplomasi berbasis identitas nasional di panggung dunia, dengan mengusung pesan:

“Indonesia berdiri di antara bangsa-bangsa dunia dengan kepala tegak, memakai identitasnya sendiri.”

Penulis: Danny Wibisono*
*)Kepala Litbang Bacaini.ID

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: peciPrabowo Subiantosongkok
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

hal sepele risiko penjara

Ini Hal Sepele yang Berisiko Penjara, Salah Satunya Motret Tanpa Izin

Komitmen Wujudkan D’CITO, Mbak Wali Terima Penghargaan Anugerah Program Ekonomi Terpuji

Komitmen Wujudkan D’CITO, Mbak Wali Terima Penghargaan Anugerah Program Ekonomi Terpuji

pangreh praja masa kolonial

Cerita Pangreh Praja yang Berwatak Oportunis Sejak Era Kolonial

  • Gawat, Kurang Dari Seminggu 474 Kasus Covid Baru Muncul di Kediri

    Pemkab Rembang Hapus TPP, Nilai yang Diterima ASN Bikin Ngiler

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Cerita Pangreh Praja yang Berwatak Oportunis Sejak Era Kolonial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pamer Hummer Listrik 4,5 M, “Rahasia” Ketenaran Gus Iqdam Dibongkar Netizen

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist