Bacaini.id, KEDIRI – Kemenangan Persik Kediri atas Persipura menjadi ajang pembuktian seorang Faris Aditama. Pasalnya, selama kompetisi BRI Liga 1 bergulir, mantan kapten Persik ini bukan menjadi pilihan utama Joko ‘Gethuk’ Susilo.
Sejak awal kompetisi, Faris memang minim mendapat jam bermain. Dalam lima pertandingan, Gethuk lebih sering menempatkannya di bangku cadangan hingga matchday ke-7.
Menanggapi keputusan Gethuk yang memarkir dirinya, pemain berusia 33 tahun itu mengaku tidak masalah. Pemilihan formasi tim yang dipilih Gethuk memang tidak memberinya kesempatan untuk merumput sebagai pemain sayap atau gelandang kiri.
“Kalau pakai formasi 3-5-2, posisi saya sebagai pemain sayap kiri tidak ada di situ. Kalau memakai formasi 4-3-3, baru ada posisi saya di situ,” kata Faris kepada Bacaini.id, Sabtu, 23 Oktober 2021.
Tak hanya diistirahatkan di bangku cadangan, mantan pelatih kepala Persik itu juga mencopot jabatan kapten yang diemban Faris sejak Liga 2 tahun 2019. Selama dipimpin Gethuk, ban kapten lebih sering diemban pemain lain, terutama Andri Ibo.
Padahal selama menjadi kapten tim, Faris telah banyak berkontribusi dan sukses membawa Skuad Macan Putih juara dan promosi ke Liga 1 musim 2020. Lantas apa pendapat Faris soal itu?
“Tidak masalah sih, pelatih berhak menunjuk pemain sebagai kapten tim. Siapapun yang menjadi kapten, kita harus bermain maksimal untuk tim, itu saja,” ujar pemain bernomor punggung 13 itu.
Kondisi itu harus diterima Faris hingga matchday ke-7, saat Persik kalah telak dari PSIS Semarang. Beruntung Alfiat sebagai pelatih karteker dengan cepat mengganti skema pemain. Saat menjamu Persipura, Alfiat menunjuk Faris dalam komposisi starting eleven.
Kepercayaan itu tidak disia-siakan. Faris menunjukkan kemampuannya sebagai pemain sepak bola profesional dan sukses menyumbang satu gol untuk tim kebanggaannya yang sedang diambang zona degradasi.
“Saya sangat senang bisa membantu tim memenangkan pertandingan yang cukup berat karena kita harus mencapai target kemenangan,” ujarnya.
Saat disinggung selebrasinya usai mencetak gol yang berlari sambil menutup salah satu matanya, Faris mengatakan hal itu tak berarti apa-apa. Dia juga menepis anggapan suporter bahwa aksi itu sebagai sindiran untuk tidak memandangnya sebelah mata.
“Spontan saja selebrasi itu saya lakukan, tidak ada maksud apa-apa. Selayaknya pemain lain yang melakukan selebrasi setelah mencetak gol,” ungkapnya singkat.
Pemain asli Kediri itu hanya mengatakan jika kemenangan atas Persipura membuatnya makin optimis. Sebagai putra daerah, Faris memiliki keterikatan lebih dengan Persik.
Jika dipercaya pelatih untuk turun dalam pertandingan selanjutnya, dia akan bekerja keras dan siap memberikan kontribusi yang baik bagi Persik. “Kalau dimainkan lagi tentu saya akan bermain semaksimal mungkin, termasuk berusaha bisa mencetak gol lagi,” ujarnya.
Penulis: Novira Kharisma
Editor: HTW
Tonton video:





