Bacaini.ID, KEDIRI – Puluhan pegawai Kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendikti Saintek) berunjuk rasa di halaman kantor, Senin, 20 Januari 2025. Mereka mengkritik sikap Menteri Dikti Saintek Prof. Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro yang dinilai arogan terhadap anak buah.
Aksi unjuk rasa ini dilakukan dengan membentangkan spanduk berisi tulisan kritikan kepada Satryo. Bahkan salah satu spanduk juga menyebut istri Satryo Soemantri yang dinilai ikut mencampuri urusan kedinasan.
Tulisan dalam spanduk tersebut berbunyi seperti ini:
“Institusi Negara bukan perusahaan pribadi Satryo dan istri”.
“Kami dibayar oleh negara, bekerja untuk negara bukan babu keluarga”.
Selain spanduk, mereka juga memajang karangan bunga yang mengatasnamakan Paguyuban Pegawai Dikti. Salah satu karangan bunga itu tertulis “Matinya Nurani dan Welas Asih Menteri”.
Pesan berantai yang diterima Bacaini.ID dari seorang pegawai Kemendikti Saintek menjelaskan persoalan yang sedang terjadi di kementeriannya. Berikut isi lengkap tulisan pegawai berinisial NH yang bertugas sebagai Prahum Ahli Muda & Pj. Rumah Tangga.
*Kami Insan Pendidikan Tinggi*
Bismillahirrahmanirrahim,
Bersyukur saya berada di institusi pemerintah khususnya Intitusi Pendidikan sejak tahun 2001 menjadi CPNS. Harapan saya adalah saya akan menjadi seorang PNS yang mempunyai tugas mulia, melayani masyarakat Indonesia di bidang pendidikan hingga akhir masa tugas saya. Maka sejatinya saya sebagai pengelola pendidikan tentu harus memberikan contoh atau tauladan sebagai orang-orang yang terdidik dan berkarakter.
Alhamdulillah sudah 24 tahun semua berjalan dengan baik, sampai pada Jumat sore kemarin, 17 Januari 2024, tiba-tiba pimpinan tertinggi kami masuk ke ruangan kami dan dihadapan semua orang, beliau mengusir saya keluar dan memerintahkan untuk pindah ke Kemendikdasmen… Saya keluar dan shalat.
Saya bertanya kepada diri, apa rencana Allah selanjutnya… saya masih ingat arahan pimpinan kami saat itu, tim kami harus memberi pelayanan yang baik kepada pimpinan-pimpinan yang baru, tentu kami langsung siap melayani pimpinan… terutama penanggungjawab rumah tangga, saya, dengan urusan-urusan rumah tangga kantor saja, bukan urusan bidang substantif pendidikan tinggi.
Sayangnya, penyebab pengusiran saya kemarin itu berawal dari sebuah meja di ruang tertinggi lantai 18, yang mungkin perlu diganti karena dianggap “tidak menghormati” dan lain-lain. Lalu semua masalah urusan rumah tangga yang terjadi di lapangan, bermuara kepada Saya, sampai saya harus keluar dari institusi ini, Wallahu A’lam Bishawab…
Maka, dari hati yang terdalam, saya menyampaikan permohonan maaf kepada Para Pimpinan yang definitif, jika dalam saya melayani Ibu Bapak semua masih banyak kekurangan… Saya menitipkan teman-teman pegawai Diktiristek, jangan sampai ada lagi yang diperlakukan tidak adil seperti saya. Sungguh ini sangat diluar perikemanusiaan dan melanggar Hak Asasi Manusia dan Undang-Undang yang ada…
QS 26 ayat 83. (Ibrahim berdoa): “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh”.
18 Januari 2024,
NH
Prahum Ahli Muda & Pj. Rumah Tangga
Penulis: Hari Tri Wasono