Bacaini.ID, BLITAR – Wilayah Kabupaten Blitar membentang di 22 kecamatan, 220 desa, 28 kelurahan, 759 dusun, hingga 6.978 Rukun Tetangga (RT).
Dibersamai aliran Sungai Brantas, ombak pantai selatan dan abu vulkanik Gunung Kelud, sejarah kedaerahan Blitar berkelindan dengan masa Kerajaan Kediri, Singasari, Majapahit dan Mataram Islam.
Berjalan seiring dengan kehadiran pondok pesantren, tidak sedikit warga desa yang hingga kini masih memelihara tradisi dan nilai-nilai peninggalan masa silam.
Sejumlah desa diketahui masih menguri-uri punden, danyangan, situs purbakala, dan menyebut semuanya sebagai adat istiadat leluhur.
Berikut adalah beberapa desa kuno di Kabupaten Blitar yang terkenal:
Desa Penataran
Berlokasi di wilayah Kecamatan Nglegok, Desa Penataran dikenal sebagai tempat Candi Penataran, kompleks candi Hindu terbesar di Jawa Timur.
Candi ini merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit yang dahulu digunakan sebagai tempat pemujaan.
Desa Penataran sering dianggap sebagai pusat spiritual dan sejarah, dengan tradisi-tradisi lokal yang masih dijaga.
Desa Ponggok
Berada di wilayah Kecamatan Ponggok, desa ini dikenal dengan situs-situs purbakala seperti arca dan punden yang terkait dengan peradaban Hindu-Buddha.
Desa Ponggok juga memiliki mata air yang dikeramatkan, yang diyakini oleh masyarakat setempat memiliki kekuatan spiritual.
Desa Lodoyo
Berlokasi di wilayah Kecamatan Sutojayan, Desa Lodoyo memiliki kaitan erat dengan sejarah Blitar sebagai bagian dari wilayah penting pada zaman kerajaan.
Punden atau tempat pemujaan leluhur di desa ini masih dihormati oleh masyarakat setempat, dan beberapa tradisi ritual masih dilakukan hingga sekarang.
Desa Jiwut
Berada di wilayah Kecamatan Nglegok, desa ini menyimpan banyak cerita rakyat dan mitos.
Salah satu daya tariknya adalah punden dan batu-batu besar yang dianggap sebagai peninggalan leluhur.
Desa Jiwut juga dikenal dengan tradisi ritualnya yang erat kaitannya dengan penghormatan terhadap alam.
Desa Semen
Berlokasi di wilayah Kecamatan Gandusari, Desa Semen memiliki situs purbakala seperti punden berundak dan arca kuno.
Desa Semen juga dikenal sebagai tempat pelestarian tradisi adat Jawa, termasuk upacara-upacara tertentu yang berkaitan dengan agraris.
Desa Kademangan
Berada di wilayah Kecamatan Kademangan, Desa Kademangan diyakini sebagai salah satu desa kuno yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit.
Banyak peninggalan seperti prasasti dan punden yang ditemukan di wilayah ini, serta tradisi lokal yang masih kuat.
Desa Sumberasri
Berlokasi di wilayah Kecamatan Nglegok, desa ini memiliki keindahan alam sekaligus situs sejarah.
Situs-situs seperti makam leluhur dan punden masih dikeramatkan oleh masyarakat setempat, dan desa ini menjadi tempat pelaksanaan berbagai ritual adat.
Desa Kanigoro
Berlokasi di wilayah Kecamatan Kanigoro (ibukota Kabupaten Blitar), Kanigoro juga dianggap memiliki sejarah panjang, dengan berbagai peninggalan masa lampau seperti punden dan tradisi lokal yang masih dipertahankan hingga kini.
Desa Kalipucung
Berada di wilayah Kecamatan Sanankulon, Desa Kalipucung terkenal dengan tradisi leluhurnya yang berhubungan dengan punden keramat.
Beberapa penduduk setempat masih menjalankan tradisi Jawa kuno, seperti upacara selamatan desa.
Desa Tegalasri
Berlokasi di wilayah Kecamatan Wlingi, desa ini memiliki peninggalan sejarah berupa punden, arca, dan batu besar yang dianggap sebagai peninggalan zaman prasejarah.
Tegalasri juga dikenal dengan tradisi pertanian yang erat kaitannya dengan adat istiadat Jawa.
Desa-desa kuno yang ada tidak hanya memiliki nilai historis, tapi juga menjadi simbol pelestarian budaya di Kabupaten Blitar.
Editor: Solichan Arif
Disclaimer: Artikel ini ditulis dengan teknologi kecerdasan buatan (AI). Hubungi redaksi Bacaini.ID jika ada yang perlu dikoreksi untuk penyempurnaan tulisan kami.