Bacaini.ID, ISRAEL – Warga Israel menggelar demonstrasi besar-besaran menuntut pemerintah setempat mengakhiri perang Gaza.
Puluhan ribu pengunjuk rasa berkumpul di Tel Aviv pada Minggu (17/8) malam dan menjadi aksi demonstrasi terbesar sejak konflik dimulai.
Menyusul demonstrasi, massa melakukan pemogokan umum sebagai desakan pada pemerintah menghentikan aksi militer yang kian parah.
Massa demonstran juga menuntut pembebasan sandera.
Aksi besar-besaran ini merupakan puncak dari protes nasional dan pemogokan umum yang berlangsung seharian.
Massa mendesak pemerintah segera mengakhiri kampanye militer.
Massa berkumpul di Lapangan Hostage, Tel Aviv dan meneriakkan tuntutan akhiri perang dan pembebasan sandera.
Dikutip dari The Guardian, Forum Sandera dan Keluarga Hilang, penggagas hari protes tersebut, memperkirakan sekitar 500.000 orang bergabung dalam demonstrasi di Tel Aviv.
Mereka menuntut kesepakatan yang komprehensif dan dapat dicapai serta diakhirinya perang.
Perang yang terjadi dianggap sia-sia dan malah menyengsarakan rakyat dengan banyaknya kehilangan anggota keluarga.
Protes terjadi lebih dari seminggu setelah kabinet keamanan Israel menyetujui rencana untuk merebut Kota Gaza.
Perang selama 22 bulan ini telah menciptakan krisis kemanusiaan yang mengkhawatirkan di wilayah Palestina.
Di seluruh Israel, para demonstran memblokir jalan, membakar ban, dan bentrok dengan polisi. Lebih dari 30 pengunjuk rasa dilaporkan telah ditangkap.
PM Israel Benyamin Netanyahu mengkritik para pengunjuk rasa.
Netanyahu mengatakan tindakan mereka tidak hanya menguatkan posisi Hamas dan menunda pembebasan sandera, namun juga memastikan serangan Hamas terulang kembali.
Sementara pemimpin oposisi, mengecam pemerintah karena dianggap menyerang keluarga para sandera yang telah menanggung beban kehilangan anggota keluarga mereka.
Serangan militer Israel telah menewaskan setidaknya 61.000 warga Palestina yang sebagian besar warga sipil.
Angka ini belum termasuk ribuan orang yang diyakini terkubur di bawah reruntuhan atau ribuan orang yang tewas secara tidak langsung akibat perang.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif