Kadang kita mendengar bahwa perkara kejahatan tentang delik aduan. Sebenarnya bagaimana penjabaran delik aduan itu. Dan apakah tetap bisa diproses secara hukum. Lebih lengkapnya simak penjelasan berikut ini ;
DELIK ADUAN
Delik aduan dalam tindak pidana adalah tindak pidana yang dapat diajukan, apabila ada pengaduan dari korban. Hal ini berdasarkan aturan Pasal 72 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
BEBERAPA JENIS DELIK ADUAN
- Delik Aduan Absolut
Delik aduan absolut merupakan delik yang baru ada penuntutan, apabila ada pengaduan pihak korban atau yang dirugikan.Delik aduan absolut hanya dapat diproses jika ada pengaduan dari korban, seperti yang diatur dalam Pasal 284, 287, 293, 310, 332, 322, dan 369 KUHP. Dalam kasus delik aduan absolut, semua pihak terlibat harus dituntut.
Sebagai contoh, dalam kasus perzinahan (Pasal 284), jika istri menemukan suaminya berselingkuh, ia tidak hanya dapat menuntut selingkuhannya, tetapi juga suaminya harus diproses hukum.
- Delik Aduan Relatif
Delik aduan relatif sebenarnya bukan termasuk delik aduan. Namun, karena pelaku atau pembuat peristiwa memiliki hubungan dengan korban, sehingga delik biasa tersebut menjadi delik aduan. Dalam delik aduan relatif yang diadukan adalah pelakunya.
Batas Waktu Delik Aduan
Batas waktu maksimal pengaduan delik aduan diatur lebih lanjut dalam Pasal 74 KUHP sebagai berikut:
- Pengaduan hanya boleh diajukan dalam waktu enam bulan sejak orang yang berhak mengadu mengetahui adanya kejahatan, jika bertempat tinggal di Indonesia, atau dalam waktu sembilan bulan jika bertempat tinggal di luar Indonesia.
- Jika yang terkena kejahatan berhak mengadu pada saat tenggang waktu tersebut dalam ayat 1 belum habis, maka setelah saat itu, pengaduan masih boleh diajukan hanya selama sisa yang masih kurang pada tenggang waktu tersebut.