• Login
  • Register
Bacaini.id
Friday, May 9, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Cerita Politik Kekuasaan Blitar yang Penuh Intrik dan Pertumpahan Darah

ditulis oleh Editor
29/05/2024
Durasi baca: 4 menit
533 10
0
Cerita Politik Kekuasaan Blitar yang Penuh Intrik dan Pertumpahan Darah

Bongkar Korupsi: Eks Wabup Blitar Sebut Orang Dekat Mak Rini (foto/ist)

Bacaini.id, BLITAR – Dari folklore (cerita rakyat) yang oleh sebagian orang diyakini kebenarannya, sejarah awal kekuasaan wilayah Aryo Blitar atau Kabupaten Blitar, disusun.

Mengutip buku Arja Blitar karya R Kartawibawa yang terbit tahun 1941, sejarah awal politik kekuasaan Kabupaten Blitar terungkap penuh intrik dan pertumpahan darah.

Pergantian kekuasaan selalu ditempuh dengan jalan keris, tombak dan pedang. Raden Kartawibawa diketahui berkerabat dekat dengan Soekarno atau Bung Karno dari jalur ayah (R Soekemi Sosrodihardjo).

Salah satu keturunan R Kartawibawa adalah Suwito Kartowibowo yang pada masa rezim orde baru (orba) pernah membuat heboh dengan mewacanakan gerakan kudeta spiritual.

Dengan berani Suwito mendesak Soeharto meletakkan jabatan presiden sekaligus meminta maaf kepada Bung Karno. Atas ontran-ontran yang dibuatnya, Suwito ditangkap, diadili dan dipenjara.  

Kembali pada cerita sejarah politik kekuasaan di Kabupaten Blitar. Kisah dimulai dari penguasa Aryo Blitar atau Adipati Arya Blitar yang bernama Ki Panji Nilasuwarna.

Disebutkan dalam buku Arja Blitar, kekuasaan Nilasuwarna meliputi hingga wilayah Rejotangan dan Ngunut (sekarang Kabupaten Tulungagung). Sedangkan ke arah timur meliputi sebagian wilayah Kabupaten Malang.

Nilasuwarna dan istrinya juga disebutkan bertempat tinggal di selatan wilayah Rejotangan yang saat ini merupakan wilayah Kabupaten Tulungagung. Istri Nilasuwarna kesohor berparas cantik.

Kecantikan itu membuat Ki Ageng Sengguruh kesengsem dan berfikiran keji, yakni ingin merebutnya. Tindakan Sengguruh serupa Ken Arok yang merampas Ken Dedes dari tangan Akuwu Tumapel Tunggul Ametung.

Ki Ageng Sengguruh yang berasal dari Malang merupakan bawahan Nilasuwarna, dengan jabatan setingkat lurah atau kepala desa.

Bukan hanya berhasrat  memperistri Nyi Nilasuwarna, Sengguruh juga bernafsu menduduki jabatan Adipati Aryo Blitar. Untuk mewujudkan mimpinya Sengguruh pun mengumpulkan orang-orangnya. Ia juga menyusun skenario penyingkiran (kudeta) Adipati Nilasuwarna.

“Sanakku wadyabala, aku oleh kaladesa arep angerebut panguwasa, apa kowe sarju tulung? (Sanak bala, aku mau merebut kekuasaan, apa kalian semua bersedia membantu?),” kata Sengguruh seperti dikutip dari buku Arja Blitar.

Syahdan, pada saat itu istri Adipati Nilasuwarna tengah mengandung dan ngidam mengonsumsi ikan bader bang sisik kencono (ikan bader warna merah bersisik emas).

Sengguruh mendengar hal itu. Kepada Nilasuwarna ia mengungkapkan bahwa ikan yang dimaksud ada di Kedung Gayaran yang berada di kawasan hutan Lodaya. Adipati Nilasuwarna sontak senang.

Tanpa berfikir panjang, ia bersama pengikutnya mendatangi Kedung Gayaran. Di luar sepengetahuan Nilasuwarna, Ki Ageng Sengguruh diam-diam telah menyiapkan pasukan.  

Lantaran ingin menyenangkan sang istri, Nilasuwarna bertekad menangkap ikan bader bang sisik kencono dengan tangannya sendiri. Ikan bersisik kuning emas itu betul-betul muncul dan Nilasuwarna bersemangat menebar jala.

Melihat ikan yang terjerat jaring, Nilasuwarna lantas terjun ke dalam air berusaha menangkapnya. Pada saat itulah Sengguruh memerintahkan pasukannya melempari Nilasuwarna dengan batu dan ranting pohon.

Sadar telah dijebak, Nilasuwarna yang sempat muncul di permukaan air melontarkan sumpah serapah: nyawa akan dibalas nyawa. Setelah itu ia lenyap di dalam air dan tidak diketahui nasibnya.

“Rasakna mbesuk walese dosamu, utang lara nyaur lara, utang pati dipateni (Rasakan besok pembalasan dosamu, hutang sakit dibayar sakit, hutang nyawa dibunuh),” sumpah Nilasuwarna.

Sementara mengetahui suaminya telah dikhianati oleh Sengguruh, Nyi Nilasuwarna dan beberapa pengikutnya sontak menyelamatkan diri.

Dalam keadaan hamil besar, istri Adipati Nilasuwarna menyeberangi sungai Brantas menuju kawasan Gunung Pegat, wilayah Srengat. Tidak berlangsung lama, ia melahirkan bayi laki-laki yang diberi nama Jaka Kandung.

Singkat cerita, pemuda bernama Jaka Kandung yang mengetahui kisah kematian ayahnya, bersiasat dengan pura-pura mengabdi kepada Ki Ageng Sengguruh yang telah menjadi penguasa Kabupaten Blitar.

Lantaran cakap dan terampil dalam segala hal, Sengguruh terpikat dan mengangkat Jaka Kandung sebagai anak.

Pada sebuah kesempatan diberi keleluasaan memilih keris pusaka, Jaka Kandung membalaskan dendam Nilasuwarna, ayahnya. Ia tusuk lambung Ki Ageng Sengguruh yang notabene ayah angkatnya hingga tewas.

Begitu juga istri Sengguruh, dihabisinya. Sejak peristiwa itu Jaka Kandung melanjutkan kekuasaan sebagai Adipati Arya Blitar.

Jaka Kandung melakukan hal serupa dengan Danang Sutawijaya (Panembahan Senopati) pendiri Kerajaan Mataram Islam, yakni menyingkirkan Raja Pajang Hadiwijaya (Jaka Tingkir) yang merupakan ayah angkatnya.

Penulis: Solichan Arif       

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: Aryo BlitarintrikPolitik Blitarsejarah Blitar
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Kebangkitan Film Indonesia, Ini 3 Aktor Laga Tembus Hollywood

Kebangkitan Film Indonesia, Ini 3 Aktor Laga Tembus Hollywood

Klinik Sore RSUD Gambiran Tambah Layanan Dokter Spesialis

Klinik Sore RSUD Gambiran Tambah Layanan Dokter Spesialis

Ikuti Munas APEKSI, Mbak Wali Pererat Sinergi Antar Kota Untuk Wujudkan Kota Kediri MAPAN

Ikuti Munas APEKSI, Mbak Wali Pererat Sinergi Antar Kota Untuk Wujudkan Kota Kediri MAPAN

  • Eks Kapolres Trenggalek Terungkap Bawa Arca Durga ke Bogor

    Eks Kapolres Trenggalek Terungkap Bawa Arca Durga ke Bogor

    2786 shares
    Share 1114 Tweet 697
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15236 shares
    Share 6094 Tweet 3809
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16566 shares
    Share 6626 Tweet 4142
  • Pamer Hummer Listrik 4,5 M, “Rahasia” Ketenaran Gus Iqdam Dibongkar Netizen

    10851 shares
    Share 4340 Tweet 2713
  • Warna Bulu Kucing Ternyata Menunjukkan Wataknya

    4950 shares
    Share 1980 Tweet 1238

 

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist