Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Kasih sayang orang tua sepanjang masa tentu bukan hanya sekedar ungkapan. Tanpa meminta balas budi, tak jarang para orang tua rela menghabiskan sisa usianya dengan tinggal di panti jompo.
Seperti Katinem, yang sudah hampir tiga tahun tinggal di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Blitar Wilayah Tulungagung. Hal itu dilakukan agar tidak membebani anak yang sudah tinggal jauh darinya.
“Saya dibawa perangkat desa ke panti jompo karena selama ini saya hidup sendiri di rumah,” kata Katinem ditemui Bacaini.id panti yang menjadi tempat tinggalnya saat ini, Senin, 2 Januari 2023.
Perempuan lansia itu mengatakan jika dia memiliki seorang anak laki-laki yang saat ini berdomisili di luar Pulau Jawa bersama dengan istrinya. Di sana, putra Katinem bekerja sebagai PNS dan saat itulah dia harus ikhlas hidup sebatang kara di rumahnya.
“Sudah jarang dikunjungi, berapa tahun ditinggal kerja jadi PNS saya juga sudah lupa,” tuturnya.
Terlihat dari kerutan di wajah dan rambutnya yang memutih, sangat wajar jika Katinem mulai pikun. Meski demikian, sebagai seorang ibu, lansia itu masih ingat jika selama tinggal di panti jompo dia belum pernah mendapat kunjungan dari anaknya, komunikasi pun tidak.
Dengan tegar dan ikhlas, Katinem yang bahkan lupa ketika ditanya berapa usianya saat ini mengaku merasa nyaman selama tinggal di panti jompo. Dia merasa lebih baik daripada hidup sendiri di rumah. Selain banyak teman, kebutuhan hidupnya juga menjadi lebih tercukupi.
“Iya nyaman, temannya banyak. Kalau anak saya tidak pernah ke sini,” ingatnya.
Sampai saat ini ada 80 orang lansia yang terdiri dari 32 orang laki-laki dan 42 orang perempuan di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Blitar Wilayah Tulungagung. “Lansia yang berada di sini, dari rentang usia 60 tahun hingga maksimal meninggal dunia. Jadi memang dalam waktu satu bulan, rata-rata ada satu atau dua lansia yang meninggal di sini,” kata Sunu Pantjadharmo,
Kepala UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Blitar Wilayah Tulungagung itu memaparkan bahwa faktor ekonomi dan faktor penelantaran menjadi dua alasan sehingga hidup para orang tua ini harus berakhir di panti jompo.
Secara lebih rinci, terdapat dua hal dalam faktor penelantaran. Pertama terlantar akibat tidak memiliki saudara sama sekali dan kedua terlantar akibat tidak ada keluarga yang mau merawatnya.
“Jadi ada orang tua yang kami temukan hidup di jalan, ada juga yang diabaikan keluarganya sendiri,” imbuhnya.
Lebih lanjut diungkapkannya bahwa rata-rata lansia ini tidak memiliki keluarga, jika ada pun sudah pasti tinggal di daerah yang jauh. Oleh karena itu, setiap lansia yang masuk UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Blitar Wilayah Tulungagung akan dibuatkan indentitas dan kartu keluarga.
“Banyak dari mereka yang tidak memiliki kartu identitas. Makanya kami buatkan di Dispendukcapil Tulungagung. Di sini ada empat KK masing-masing 20 lansia,” tandasnya.
Penulis: Setiawan
Editor: Novira