Bacaini.id, KEDIRI – Quarter life crisis adalah perasaan khawatir yang hadir atas ketidakpastian kehidupan. Fase ini pada umumnya terjadi tanpa disadari. Namun tak perlu khawatir, karena krisis ini tentu saja dapat diatasi.
Istilah Quarter life crisis ini mungkin masih terdengar asing. Gampangnya, Quarter life crisis merupakan periode pencarian jati diri. Fase ini biasa terjadi saat seseorang mulai menginjak usia 20-30 tahun dan biasa ditandai dengan munculnya rasa khawatir yang berlebihan terhadap apapun.
Quarter Life Crisis sendiri pertama kali dikemukakan oleh Alexander Robbins dan Abby Wilner pada tahun 2001. Kedua ahli itu menyebutnya dengan ‘twentysomethings’ yaitu remaja yang baru saja meninggalkan fase kenyamanan hidup dan mulai memasuki dunia nyata.
Ada baiknya fase ini tidak begitu saja diacuhkan. Seseorang perlu menyadari dan memperhatikan ciri-ciri mengalami Quarter life crisis. Simak rangkuman yang disusun Bacaini.id berikut ini.
1. Merasakan kelebihan dan kekurangan yang semakin nyata
Seseorang yang mengalami Quarter life crisis akan semakin merasakan kelebihan dan kekurangan yang semakin nyata. Seseorang akan secara tiba-tiba merasakan kepercayaan diri yang berlebihan. Namun, ketika sekali gagal menyelesaikan tugas, dia akan semakin menyadari dan menyikapi kekurangannya secara berlebihan juga.
2. Sering merasa gelisah
Menyikapi sesuatu secara berlebihan akan membuat seseorang menjadi gelisah. Banyaknya pikiran tentang masa depan bisa menjadikan kecemasan yang justru akan mengakibatkan seseorang tidak fokus menentukan prioritas.
3. Bimbang
Ketika tidak fokus menentukan prioritas, seseorang cenderung memiliki banyak keinginan dan berusaha mencoba banyak hal. Mempunyai banyak keinginan untuk mencoba banyak hal yang tidak diimbangi dengan komitmen sehingga malah berakhir dengan keraguan.
4. Minder
Berhenti dengan keraguan dan melihat pencapaian orang lain pada akhirnya akan memunculkan pemikiran yang berlebihan. Seseorang akan merasa lebih rendah dan kalah sehingga menimbulkan rasa minder, insecure bahkan sampai enggan untuk kembali berusaha.
Setelah mengetahui ciri-cirinya dan jika ternyata kamu pun mengalaminya, tentu saja kamu harus segera mengatasinya. Berikut beberapa cara yang bisa membuatmu lebih termotivasi untuk menyelesaikan fase krisis ini.
1. Kejar minat diri sendiri
Jangan terjebak dengan tuntutan, lebih baik kejar sesuatu yang menjadi minatmu. Jadilah diri sendiri, tetapkan tujuan positif. Jalankan minatmu sendiri dan percayalah kamu akan lebih bisa cepat berkembang dalam hal ini.
2. Rencanakan dan lakukan
Setelah memahami minat dan menentukan tujuanmu, mulailah untuk menyusun rencana untuk masa depan. Hal ini penting untuk melakukan langkah selanjutnya, tentu saja untuk mencapai tujuanmu. Yakinkan diri sendiri agar kamu tidak mengalami keraguan di tengah jalan.
Lalu lakukan rencanamu secara bertahap, karena rencana tanpa aksi hanyalah mimpi. Ada baiknya tidak terlalu ambisius dan jangan malu untuk sharing dengan orang-orang yang kamu anggap mengerti.
3. Stop membandingan dirimu dengan orang lain
Percayalah jika setiap orang dilahirkan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, termasuk waktu seseorang dalam mencapai kesuksesan dalam hidup. Kesuksesan dalam hidup adalah di mana kamu melakukan segala hal sesuai kemampuan. Jadikan kesuksesan orang lain sebagai motivasi, bukan sebagai acuan.
4. Pilih lingkungan yang lebih membuatmu nyaman
Sebagai makhluk sosial, kamu akan kesulitan melewati Quarter life crisis tanpa dorongan orang lain, dalam hal ini adalah teman. Bukan berarti harus pilih-pilih, tetapi ketika kamu tengah berusaha menuju masa depan yang positif.
Tidak ada salahnya kamu lebih sering berinteraksi dengan teman yang dapat memberi dampak positif. Mereka lah yang akan menegurmu saat kamu melakukan kesalahan dan menyokongmu sewaktu-waktu kamu terjatuh.
Itulah ciri-ciri sekaligus cara mengatasi Quarter Life Crisis dan kamu harus tahu, fase ini sangat wajar dialami seseorang. Jika kamu mengalaminya, kamu tidak perlu khawatir karena kamu tidak sendirian. Bahkan dari beberapa sumber, diketahui ada 86 persen generasi milenial yang mengalami Quarter Life Crisis.
Meski demikian, fase ini harus segera ditangani. Terlalu lama terpuruk bisa membuatmu mengalami depresi bahkan frustasi karena merasa terjebak dalam ketakutan menghadapi masa depan. Percayalah, maka kamu akan mampu menyelesaikannya.
Penulis: Rahadi
Editor: Novira
Diolah dari berbagai sumber