Bacaini.ID, JEMBER– Senyum sumringah tampak di wajah Ahmad Khisol, guru ngaji asal Desa Balung Kidul, Kecamatan Balung. Jumat (3/10/2025), ia baru saja menerima honorarium tahunan dari Pemerintah Kabupaten Jember.
Bagi Ahmad, bantuan ini bukan sekadar angka, tapi bentuk penghargaan atas dedikasi selama lebih dari satu dekade mengajar anak-anak mengaji di kampungnya.
“Alhamdulillah, honor ini sangat membantu sekali bagi kami para guru ngaji yang pekerjaannya tidak tetap. Sangat berarti untuk kebutuhan sehari-hari,” ungkap Ahmad usai pencairan.
Ahmad mengaku program ini sudah pernah ada sebelumnya. Namun kali ini, penyalurannya terasa lebih cepat dan mudah. Ia bahkan tak perlu antre lama seperti tahun sebelumnya.
“Sekarang alhamdulillah sangat mudah, cepat, enggak sampai satu menit. Langsung di balai desa, enggak perlu ke bank atau ngantri panjang,” ujarnya lega.
Menurut Ahmad, kemudahan ini menjadi bentuk perhatian nyata dari pemerintah. Ia berharap, program insentif ini bisa terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya.
“Semoga tetap dilanjutkan, karena bagi kami ini sangat membantu,” tambahnya.
Kabag Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setkab Jember, Nurul Hafid, menjelaskan bahwa penyaluran honorarium guru ngaji tahun ini dilakukan dengan skema baru. Yakni langsung di balai desa agar prosesnya lebih cepat, efisien, dan terhormat.
“Honor guru ngaji diserahkan langsung di masing-masing balai desa. Jadi guru ngaji tidak perlu datang ke bank dan ngantri panjang. Semua titik sudah dijadwalkan, bahkan di hari libur pun kami tetap menyalurkan,” jelas Hafid.
Penyerahan honorarium sudah dimulai sejak 10 September 2025, dengan total penerima sebanyak 22.000 guru ngaji—jumlah tertinggi sepanjang pelaksanaan program ini. Pada tahap pertama, sebanyak 15.175 guru ngaji di 23 kecamatan telah menerima honor. Sementara tahap kedua, meliputi 8 kecamatan sisanya, ditargetkan rampung pada 16 Oktober 2025.
“Per hari ini sekitar 40 persen sudah tersalurkan. Kami bergerak setiap hari di dua kecamatan atau sekitar 10 desa. Target kami, 16 Oktober nanti seluruh honorarium sudah tuntas,” ungkap Hafid.
Ia menegaskan, seluruh penyaluran dilakukan tanpa potongan apa pun, dan pemerintah bekerja sama dengan Bank Jatim sebagai bank penyalur.
“Honor guru ngaji ini murni hak penerima. Tidak ada potongan, tidak ada setoran awal. Kalau ada yang mengatasnamakan pihak tertentu meminta imbalan, mohon segera lapor,” tegasnya.
Setiap guru ngaji menerima Rp 1,5 juta per tahun, dan juga mendapatkan fasilitas tambahan seperti BPJS Ketenagakerjaan untuk jaminan kecelakaan kerja dan kematian, serta jalur khusus beasiswa untuk anak guru ngaji.
Selain itu, mereka juga masuk dalam program Universal Health Coverage (UHC), sehingga berhak mendapatkan layanan kesehatan gratis di fasilitas kesehatan mana pun.
“Ini bentuk apresiasi pemerintah kepada para guru ngaji yang telah berperan besar dalam membangun karakter dan akhlak generasi muda,” ujar Hafid.
Dengan skema baru yang lebih cepat dan transparan, Ahmad Khisol dan ribuan guru ngaji lain di Jember kini bisa menerima hak mereka tanpa repot. Lebih dari sekadar insentif, program ini menjadi simbol penghargaan atas pengabdian sunyi para pengajar Al-Qur’an di desa-desa.
Penulis : Mega