Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Untuk menjaga sejarah asli Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat, Tulungagung, para budayawan melakukan hibah pusaka di lereng Gunung Budeg. Setidaknya ada dua pusaka yang dihibahkan untuk desa, yakni pusaka keris jalak tilangsari dan pusaka tombak trisula.
Ketua Pelaksana Hibah Pusaka dan Jamasan, Agus Utomo mengatakan kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang selalu di gelar pada bulan suro. Jika biasanya kegiatan digelar pada Kamis Kliwon dalam bulan Suro, tahun ini digelar pada Selasa Kliwon.
“Ada beberapa kegiatan, mulai dari slametan, hibah pusaka, ruwat dan sebagainya,” kata Agus disela kegiatan yang dilakukan pada Selasa sore, 2 Agustus 2022.
Agus menjelaskan, pada tahun ini ada dua pusaka yang telah dihibahkan. Pusaka tombak trisula merupakan peninggalan Kepala Desa Tanggung yang pertama kali. Pusaka ini sudah berusia ratusan tahun yang sudah ada sejak abad 14 Masehi.
“Sedangkan untuk pusaka keris jalak tilangsari yang juga dihibahkan itu sudah ada sejak era Pakubuono atau sekitar abad 17 Masehi,” jelasnya.
Menurut Agus, saat ini ada 30 tombak dan 40 keris yang ada di rumah budaya Gunung Budeg. Namun yang dianggap pusaka hanya ada tiga tombak, satu keris dan satu bendera kuno. Benda pusaka tersebut nantinya akan diberikan kepada Pemerintah Desa Tanggung.
“Hal ini bertujuan untuk menjaga sejarah cerita desa dan sudah seharunya setiap desa itu memiliki pusaka peninggalanya sendiri-sendiri. Karena dengan memiliki pusaka peninggalan desa, maka cerita desa bisa runtut dan akhirnya para generasi penurus bisa lebih mencintai desanya,” paparnya.
Lebih lanjut, Agus menerangkan bahwa pada dasarnya perawatan pusaka itu mudah. Namun untuk melakukan jamasan pusaka, biasanya hanya dilakukan dalam satu tahun sekali, tepat pada bulan suro. Selain dilakukan jamasan, pusaka juga diberi minyak agar tidak berkarat.
“Untuk tempat penyimpanan pusaka, kami menggunakan lemari kaca untuk melindungi dari debu,” pungkasnya.
Penulis: Setiawan
Editor: Novira