Bacaini.ID, SITUBONDO – Sukses mengirim pemuda terbaik Situbondo ke Vietnam untuk belajar budi daya lobster, Balad Grup membidik pasar potensial lobster Indonesia.
Balad Grup merupakan akronim dari Bandar Laut Dunia Grup. Sebuah perusahaan milik pengusaha muda dan nyentrik asal Sokaan Situbondo, HRM. Khalilur R Abdullah Syahlawiy.
Saat ini Balad Group siap membidik 567 teluk di 27 provinsi Indonesia.
“Sebagai langkah kongkretnya, saya sudah membuat 2 Induk Perusahaan yang sudah memiliki 56 Anak Perusahaan,” ungkap Khalilul atau Jih Lilur kepada wartawan.
Balad Grup diketahui telah mengajukan proposal budi daya di Teluk Rote Ndao NTT dan Gugusan Teluk Kangean Sumenep Jatim serta proses pengajuan budi daya di Kepri, Sulut dan Maluku.
“Selanjutnya saya berharap bisa mampu berbudi daya lobster di 567 Teluk di 27 provinsi di Indonesia, bismillah,” tambahnya.
Menurut Jih Lilur bisnis Lobster sangat prospektif. Dalam sebulan terakhir ia bahkan harus menetap di Vietnam sebagai pengembang lobster terbesar dunia.
Saat ini Vietnam menjadi pasar besar bibit bening lobster Indonesia. Tak hanya sendirian ia juga membawa para pemuda terbaik asli Situbondo untuk bisa belajar meniru pengembangan budidaya lobster.
Kini langkah Jih Lilur sudah tahap pengembangan bisnis di Indonesia dengan membentuk tim Ekspedisi Barong Nusantara (E-BARA) ke Lombok Timur NTB dan Vietnam.
“Vietnam sudah berbudi daya lobster sejak tahun 1992, Vietnam melibatkan banyak Perguruan Tinggi mereka utk melakukan penelitian tentang cara terbaik berbudi daya lobster, hasilnya adalah mereka menjadi Jawara Eksportir Lobster terbesar di dunia,” jelas Jih Lilur.
Jih Lilur juga bercerita bahwa sejak tahun 1992 sampai tahun 2024 perkembangan budi daya lobster Vietnam meningkat pesat, per tahun 2024 budi daya lobster Vietnam sudah menyentuh angka miliar ekor lobster.
Budi daya lobster Vietnam terletak di 3 sentra yaitu, Provinsi Phu Yen, Provinsi Khan Hoa dan Provinsi Ninh Thuan.
“Saking seriusnya ingin menjadikan Indonesia sebagai Jawara Ekspor Lobster Dunia, secara khusus saya datang ke Vietnam utk belajar budi daya lobster di Vietnam,” tambahnya.
Selama di Vietnam Jih Lilur mengaku telah mendatangi 3 provinsi sentra utama budi daya lobster Vietnam tersebut. Bisnis Lobster diakuinya merupakan bisnis yang menjanjikan sebab harga lobster tidak murah.
Secara Umum, lanjut Jih Lilur pihaknya sudah mampu mengadopsi sekaligus meramu budi daya lobster, di mana ke depan optimistis bisa memodifikasi sehingga di Indonesia akan lebih baik dari Vietnam.
Ia juga memastikan mampu menyaingi budi daya lobster di Vietnam, dengan membidik 567 teluk di Indonesia.
“Jika dihitung secara moderat harga per ekor 5 US$, maka transaksi per tahun akan mencapai angka sekitar 77 Triliun, bagaimana tertarik untuk berbisnis lobster?,” ujarnya menantang.
Penulis: Jaenal
Editor: Solichan Arif