• Login
  • Register
Bacaini.id
Saturday, October 25, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Bencana Alam di Tulungagung Ternyata Akibat Alih Fungsi Lahan

ditulis oleh Editor
14/10/2022
Durasi baca: 2 menit
581 6
0
Bencana Alam di Tulungagung Ternyata Akibat Alih Fungsi Lahan

Kondisi Pantai Gemah Tulungagung setelah diterjang banjir. Foto: Bacaini/Setiawan

Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Bencana alam yang terjadi di Tulungagung dalam beberapa pekan terakhir ini, ternyata akibat banyaknya kawasan hutan yang dialih fungsikan sebagai lahan pertanian. Hal itu membuat, daerah resapan air di wilayah selatan Tulungagung hilang hingga muncullah banjir, tanah gerak dan longsor.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tulungagung, Santoso mengatakan, terjadinya bencana banjir dan tanah longsor di kawasan selatan seperti Campurdarat dan Besuki adalah dampak dari alih fungsi lahan. Sebagian besar wilayah pegunungan selatan menjadi gundul karena dialih fungsikan untuk menanam jagung.

“Memang kenyataannya seperti itu, di wilayah selatan banyak lahan kehutanan yang difungsikan sebagai lahan pertanian. Hal itu justru memicu terjadinya banjir disertai lumpur dan tanah longsor,” kata Santoso dihubungi Bacaini.id, Jumat, 14 Oktober 2022.

Santoso mengaku sudah sering melakukan reboisasi di kawan hutan gundul. Sebanyak ratusan ribu bibit tanaman buah-buahan dialokasikan untuk wilayah selatan. Pada mulanya, bibit tanaman tersebut memang benar-benar ditanam. Hanya saja, saat tanaman sudah tumbuh masyarakat justru mematikan pohon tersebut secara perlahan dan jika sudah mati malah dibakar, untuk dijadikan lahan jagung.

“Dengan begitu masyarakat memanfaatkan lahan tersebut sebagai lahan pertanian jagung. Mereka berfikir jika tanaman pelindung itu mengganggu tanaman jagung mereka,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Administratur Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Blitar Agus Suryawan mengatakan, setiap tahun pihaknya melakukan reboisasi lebih dari 500 hektare. Tetapi reboisasi tidak bisa maksimal karena banyak masyarakat mulai beralih menanam jagung, bukan tanaman buah yang dapat menyerap banyak air.

“Banyak yang mengira hutan di Campurdarat gundul karena tanaman yang masih kecil rata-rata dicuri atau dirusak oleh oknum. Apalagi, tanaman polo pendem juga sudah tidak ada. Maka dari itu, kami terus melakukan reboisasi hingga sekarang,” kata Agus.

Agus menjelaskan bahwa selama ini pihaknya tidak bisa membawa pelaku perusak hutan ke jalur hukum, karena tanaman yang dirusak masih berusia muda, kerugian yang ditimbulkan pun hanya mencapai Rp2.500.000. Namun menurutnya, kondisi hutan di dekat Telaga Mburet masih dalam kondisi baik dan tidak ada penebangan. Bahkan, warga setempat ikut menjaga tanaman yang ada di hutan.

“Saya tidak memungkiri bahwa saat terjadi banjir warga menyalahkan lahan hutan yang berkurang. Namun, kami berharap agar warga mengubah pola tanam dengan menanam buah-buahan yang bisa membantu mencegah banjir,” terangnya.

Lebih lanjut, Agus menyampaikan jika reboisasi yang dilakukan setiap tahun akan percuma dengan adanya oknum yang merusak tanaman jati di hutan. Padahal, oknum itu telah diberikan izin untuk menanam palawija di lahan Perhutani.

“Banjir yang terjadi di Kecamatan Campurdarat berasal dari hutan yang ada di bagian atas. Pohon-pohonnya kurang rapat sehingga aliran air pada akhirnya bisa sampai ke bawah, ke permukiman warga,” tandasnya.

Penulis: Setiawan
Editor: Novira

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: bencana alampantai gemah tulungagungPemkab TulungagungTulungagung
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Profil Soeharto

Profil Soeharto: Lahir, Jadi Presiden dan Jemput Gelar Pahlawan

Dua Kelurahan Disiapkan Untuk Urban Farming, Mbak Wali Lakukan Peninjauan

Dua Kelurahan Disiapkan Untuk Urban Farming, Mbak Wali Lakukan Peninjauan

balita di Blitar tewas di dekat gardu PLN

Polisi Selidiki Balita di Blitar Tewas di Dekat Gardu PLN

  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15604 shares
    Share 6242 Tweet 3901
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16623 shares
    Share 6649 Tweet 4156
  • Isu Gratifikasi Membayangi Puncak Hari Jadi Blitar

    2930 shares
    Share 1172 Tweet 733
  • Pamer Hummer Listrik 4,5 M, “Rahasia” Ketenaran Gus Iqdam Dibongkar Netizen

    10883 shares
    Share 4353 Tweet 2721
  • Seruan Boikot TRANS 7 Meluas Hingga ke Kampung Halaman Tan Malaka

    818 shares
    Share 327 Tweet 205

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist


Warning: array_sum() expects parameter 1 to be array, null given in /www/wwwroot/Bacaini/wp-content/plugins/jnews-social-share/class.jnews-social-background-process.php on line 112