KEDIRI – Vaksinasi Covid-19 yang diberikan secara gratis oleh Pemerintah Republik Indonesia, belum sepenuhnya diyakini mampu menyembuhkan paparan virus corona. Pro kontra di kalangan masyarakat nyatanya masih terdengar.
Seperti yang disampaikan Sri Rahayu, warga Desa Doko, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, yang sampai hari ini mengaku belum mau di vaksin lantaran dirinya tidak tahu-menahu dari mana asal vaksin dan bagaimana cara kerja vaksin. “Saya tahunya imunisasi untuk bayi, untuk anak-anak kecil itu, kalau vaksin covid dengar saja dari tetangga-tetangga,” ungkapnya kepada Bacaini.id, Kamis 14 Januari 2021.
baca ini Masih Pro Kontra Masyarakat Diminta Percaya Vaksin Sinovac
Dia juga mengatakan, hanya tahu informasi vaksin covid di berita televisi tanpa ada sosialisasi yang meyakinkannya.
Senada dengan Sri, Sukini, warga Kelurahan Mojoroto, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri mengatakan dengan terang-terangan tidak mau divaksin. Bukan karena takut, tetapi selama pandemi dia merasa bisa menjaga diri agar tidak tertular. “Saya sebenarnya masih tidak percaya, selama pandemi warung saya juga masih jalan, ya walaupun kadang agak sepi. Tetapi selama saya sehat, untuk apa vaksin,” ucap pemilik warung ini.
baca ini Kepala Dinas PUPR Kota Kediri Meninggal Terpapar Covid
Berbeda lagi dengan Mariati, warga desa Wates Kabupaten Kediri. Perempuan 51 tahun ini mengatakan dirinya siap untuk di vaksinas. Mariati yang bekerja di salah satu fasilitas kesehatan di Kota Kediri ini bahkan sudah terdaftar sebagai salah satu penerima vaksin tahap pertama.
“Ya saya siap, saya percaya dan saya harus mengikuti, karena ini bagian dari salah satu upaya keamanan dan kenyamanan di wilayah kerja saya. Walaupun masih agak takut, tapi saya siap divaksin,” tuturnya.
baca ini Begini Cara Cek Apakah Kamu Jadi Calon Penerima Vaksin
Menanggapi hal tersebut, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Kediri, Achmad Chotib mengatakan, vaksin covid adalah harapan satu-satunya saat ini. Selain menjaga protokol kesehatan, vaksinasi diharapkan bisa mengurangi jumlah penularan virus corona.
Walaupun begitu, Chotib tidak bisa menjawab apakah vaksin ini efektif atau tidak. Karena uji klinis dilakukan oleh pihak lain yang lebih berwenang. Untuk itu dia hanya bisa menyatakan vaksinasi adalah upaya memutus mata rantai penularan virus Covid-19.
“Kami juga berharap banyak dengan adanya vaksin, untuk efektivitas katanya mencapai 60 persen, tapi kebenarannya saya belum bisa menjawab. Harapan kami, sama dengan apa yang diharapkan masyarakat dalam menangani penyebaran virus,” pungkasnya.
Penulis : Novira Kharisma
Editor : Karebet