Bacaini.id, KEDIRI – Derita Muhamad Wahyu menjadi catatan kelam peringatan Hari Kanker Sedunia yang jatuh hari ini,4 Februari 2022. Balita berusia 2 tahun asal Desa Kedungsari, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri itu kehilangan penglihatan dan tak mampu berobat.
Di saat anak-anak seusianya asik bermain di luar rumah, Muhammad Wahyu hanya bisa terdiam di dalam kamar di rumahnya. Anak berusia 2 tahun ini tak mampu beraktivitas normal setelah kehilangan penglihatan akibat kanker mata yang dideritanya.
Sejak kecil, putra kedua dari pasangan Didik Suwanto dan Niken ini memang sudah memiliki kelainan di matanya. Di bagian mata Wahyu terdapat bintik putih, yang didiagnosis dokter sebagai glukoma. “Waktu kecil sudah ada tanda seperti bintik putih di matanya, lambat laun mulai menebal di bagian mata yang hitam itu. Akhirnya saya periksakan ke rumah sakit terdekat, tapi dirujuk ke dr. Soetomo Surabaya,” kata Didik, sang ayah kepada Bacaini.id, Jumat, 4 Februari 2022.
Sesampainya di sana, Wahyu menjalani sejumlah pemeriksaan medis dan didiagnosis dokter mengidap kanker mata. Dia harus menjalani operasi. Mendengar hal itu, Didik kebingungan, tanpa permisi, dia langsung kembali pulang. Selain tidak siap mendengar anaknya yang masih kecil harus menjalani operasi, untuk biaya pengobatan pun Didik mengaku tidak sanggup. “Mau bagaimana lagi, akhirnya ya saya upayakan dengan pengobatan herbal. Sampai sekarang juga masih saya kasih obat herbal,” terangnya.
Meskipun sudah menjalani pengobatan alternatif, Didik mengaku jika kondisi anaknya hingga sekarang tidak kunjung membaik. Bengkak di mata anaknya semakin besar, daging tumbuh di area luar mata juga semakin menebal. Bahkan sekarang dipastikan bahwa Wahyu sudah tidak bisa melihat sama sekali. “Terakhir saya periksakan ke dokter katanya kankernya sudah menyebar ke kedua matanya dan harus diangkat semua,” ratapnya.
Keterbatasan ekonomi keluarga membuat anak kecil itu tidak mendapat penanganan atau pengobatan yang seharusnya. Selama ini, Didik seringkali meminjam uang dari saudara dan juga temannya untuk biaya pengobatan anaknya, karena dia tidak memiliki pekerjaan tetap.
Kisah anak pengidap kanker ini menimbulkan keprihatinan banyak orang, terlebih tetangga sekitar. Atas dasar prihatin itulah kemudian salah satu tetangga merekam video kondisi Wahyu dan mengunggahnya ke media sosial hingga sampai ke telinga Kementrian Sosial.
Penyuluh Ahli Muda Kementrian Sosial, Priyono Yudho mengatakan setelah melihat berita viral tentang Wahyu, pihaknya turun langsung untuk melakukan pemantauan dan pendampingan. “Kita datang kesini untuk melihat progres penanganan sakit yang dialami Wahyu. Ayahnya mengatakan belum siap jika anaknya melakukan operasi sehingga kita datang untuk memberi motivasi dan dukungan,” kata Priyono saat melakukan pemantauan di rumah Wahyu.
Selain itu pihaknya juga bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial Kabupaten Kediri untuk memberikan pelayanan sebaik mungkin bagi Wahyu sekaligus untuk meringankan beban keluarganya. “Alhamdulillah, setelah kita beri motivasi dan dukungan ayahnya sudah siap. Dalam waktu dekat ini akan dirujuk ke RS dr. Soetomo untuk mendapat tindakan operasi. Semoga kondisinya bisa semakin membaik,” imbuhnya.
Ditambahkannya untuk pembiayaan operasi, akan dilakukan melalui BPJS. Namun jika nanti belum cukup, pihaknya akan berusaha membantu bekerjasama dengan Dinkes dan juga Dinsos. “Saya kira dari BPJS pun sudah bisa dicover. Kita dari Kemensos akan terus memantau dan mendampingi progres selanjutnya seperti apa,” pungkasnya.
Kini pihak keluarga Wahyu berharap Pemerintah Kabupaten Kediri dapat membantu biaya pengobatan putra tercintanya. Bertepatan dengan hari kanker sedunia tahun 2022 yang mengusung tema “Close The Care Gap” menjadi pengingat bahwa semua orang berhak mendapatkan pelayanan yang adil dan merata.
Penulis: AK.Jatmiko
Editor: Novira
Tonton video: