Bacaini.id, KEDIRI – Tahu takwa dikenal sebagai kuliner khas Kota Kediri. Berasal dari daratan China yang jauh dari nusantara, tahu begitu melekat sebagai makanan rakyat yang sehat.
Dalam dialek Hokkian, makanan ini berbunyi tau hu. Diserap dari kata dou fu (dibaca tou fu) dan lidah Jawa menyebutnya tahu. Dibuat dengan cara menggumpalkan susu kedelai, tahu memiliki banyak variasi olahan.
Ada tahu Cina, tahu Plempung, tahu Takwa, tahu Pong, tahu Sutra dan wedang tahu. Nah, dari sederet varian tersebut, tahu Takwa paling terkenal di Kediri. Istilah tahu takwa diambil dari kata Tao atau teu yang berarti kacang (kedelai), serta Hu dan kwa yang berarti lumat.
Dari sederet merek dagang tahu takwa yang ada di Kediri, nama Bah Kacung paling melegenda. Dia adalah orang Tionghoa yang membuat tahu pertama kali di Kota Kediri. Demikian klaim dari cucunya, Herman, yang kini meneruskan usaha tersebut.
Dibanding nama Tionghoanya, mendiang Lauw Soen Hoek lebih dikenal dengan panggilan Bah Kacung. Panggilan kepada perintis usaha tahu sejak tahun 1912 itu diyakini berasal dari celotehan orang orang di kawasan Jalan Patimura, Kota Kediri.
“Di sana dulu banyak orang Madura yang memanggil kakek saya Bah,” terang Herman, cucu sekaligus pemegang kendali bisnis tahu takwa ini. Sebagai bisnis keluarga, usaha yang dimulai sebelum kemerdekaan itu terus terjaga. Sampai hari ini pengelolaan berada di tangan generasi ketiga.
Sayangnya, tidak banyak cerita yang tergali dari sosok founding father tahu takwa Kediri itu. Sepeninggal Lauw Soen Hoek yang tutup usia pada tahun 1963, bisnis keluarga dilanjutkan anaknya, Yosef Seger Budisantoso atau Lauw Sing Hian.
Pada Mei 2008, nahkoda usaha beralih ke tangan Herman Budiono Yosef karena ayahnya (Yosef Seger Budisantoso) meninggal dunia. Sejak itu lokasi usaha berpindah dari Jalan Patimura ke Jalan Trunojoyo. Di Kota Kediri kedua jalan ini dikenal sebagai kawasan Pecinan tua.
Hebatnya, meski berpindah dari satu generasi ke generasi, cita rasa tahu takwa Bah Kacung tidak pernah berubah. Dari sisi kualitas dan rasa, Herman memastikan tidak ada yang berubah. Dari jaman kakeknya sampai era dirinya, tetap sama. Begitu juga dengan waktu penjualan, tetap rutin buka pukul 06.00 Wib hingga 20.00 WIB. “Tahu kami memang sedikit mahal dari tahu Kediri yang lain. Kami memang menjaga mutu dan rasa,” katanya.
Baca selanjutnya Tahu Bah Kacung Setia Gunakan Resep Warisan
Penulis: HTW
Tonton video:
Comments 1