Bacaini.id, KEDIRI – Ujian hidup harus dijalani Asin Santoso, warga Dusun Nambangan, Desa Badal, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri. Pria 59 tahun itu hidup bersama istri dan anak perempuannya yang menyandang disabilitas dengan kondisi memprihatinkan.
Sebagai kepala keluarga, Mbah Asin (Asin Santoso) sudah tidak mampu lagi menghidupi keluarganya. Sebelum ambruk di tempat tidur pada Bulan Ramadan lalu, pria tua penderita diabetes itu pernah bekerja sebagai perajin anyaman bambu dan tukang cukur.
Kondisi serupa mendera Suharmin, istri Mbah Asin yang juga sakit-sakitan diusia senjanya. Lebih miris lagi karena pasutri lansia itu hanya memiliki satu orang anak bernama Wiji Yanti yang menderita cacat berat sejak lahir.
Selama hidupnya, perempuan difabel berusia 23 tahun itu tidak mampu beraktivitas tanpa bantuan orang lain. Praktis, hidup keluarga Mbah Asin kini semakin sulit. Beruntung tetangga kanan kirinya peduli dan mau membantu, terutama mengurus Wiji Yanti yang bahkan untuk sekedar bergerak pun sulit.
Kasi Pemerintahan Desa Badal, Adi Riski mengatakan selama ini pihak desa memberikan bantuan sembako dan kebutuhan diapers. Namun, pihaknya tidak bisa memberi BLT dari dana desa, karena keluarga Mbah Asin sudah terdata sebagai penerima BPNT.
“Desa secara rutin memberikan bantuan sembako dan diapers. Namun untuk bantuan uang tunai dana desa tidak bisa, karena terdaftar penerima BPNT. Satu keluarga ini sakit semua, jadi sehari-hari hanya mengandalkan bantuan warga sekitar,” jelas Adi Riski, Jumat, 23 Juni 2023.
Mengetahui kondisi keluarga Mbah Asin, Dinas Sosial Kabupaten Kediri datang untuk menyerahkan bantuan berupa bahan makanan. Selain itu, rencananya Wiji Yanti akan dimasukkan dalam program Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas Berat (ASPDB). Dengan demikian, keluarga ini akan memperoleh bantuan uang tunai sebesar Rp300 ribu setiap satu bulan sekali.
Penulis: AK.Jatmiko
Editor: Novira