Bacaini.id, TRENGGALEK – Masyarakat petani di Desa Karangrejo, Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek mengeluhkan kondisi pertanian yang sedang tidak baik. Selain diserang hama wereng dan burung, saluran irigasi di sawah padi mereka juga mulai usang.
Kades Karangrejo, Purwadi mengatakan bahwa hingga saat ini pola petani di desanya hanya condong pada tumbuh kembang tanaman, sehingga mengakibatkan kejenenuhan pada sawah itu sendiri.
“Pola ini yang perlu dirubah. Penggunaan pupuk dan pestisida kimia membuat tanah semakin keras. Petani perlu beralih pada pola tanam nenek moyang kita menggunakan pupuk dan pestisida organik, karena dengan ini tanahnya sehat,” kata Purwadi, Rabu, 11 Januari 2023.
Keluhan masyarakat petani di Desa Karangrejo itu disampaikan kepada Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin melalui program ‘Makaryo Neng Deso’ atau ‘Bekerja di Desa’ dengan konsep dialog santai.
Setelah menyampaikan keluhannya, para petani yang hadir dalam kegiatan ini meminta bupati membantu penyemprotan pestisida untuk membasmi hama wereng yang semakin meluas. Sementara untuk meminimalisir serangan burung pipit, mereka meminta bantuan berupa jaring.
Kemudian, para petani juga menyampaikan kebutuhan pipanisasi untuk mengalirkan air dari sungai di atas bukit ke sawah mereka mengingat topografi yang ada tidak memungkinkan untuk dibangun jaringan irigasi.
“Kita jadi benar-benar tahu secara langsung keluhan masyarakat. Salah satunya ini tadi, di sisi pertanian. Ada hama dan kita lakukan penyemprotan, kebutuhan air dan sebagainya, jadi langsung terpotret,” kata Bupati Arifin menjelaskan program baru yang digagasnya.
Kehadiran Bupati Arifin ke Desa Karangrejo ini merupakan awal dari berjalannya program ‘Makaryo Neng Deso’. Program ini sengaja digagas untuk membantu pelayanan sekaligus mendengarkan keluh kesah masyarakat Kabupaten Trenggalek. Rencananya, program ini akan dijalankan rutin setiap hari Rabu dari desa ke desa.
“Mulai tahun 2023 ini, setiap hari Rabu kita canangkan menjadi kegiatan ‘Makaryo Neng Deso’. Seluruh OPD kita minta turun untuk menginventarisir dan menyelesaikan masalah secara on the spot,” terangnya.
Lebih lanjut, Bupati Arifin juga mengungkapkan bahwa pihaknya akan menerjunkan seluruh OPD untuk melihat pelayanan-pelayanan lain di lingkungan masyarakat. Setiap hari Rabu, OPD tidak hanya bekerja di kantor, sebanyak 40 persennya akan memberikan pelayanan secara langsung di lapangan.
“Dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan, harapannya struktur anggaran kita ke depan sudah benar-benar berbasis kebutuhan masyarakat,” tandasnya.
Penulis: Aby
Editor: Novira