• Login
  • Register
Bacaini.id
Monday, May 19, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Asyiknya Lebaran Idul Fitri di Desa Penglipuran Bali, Ini Suasananya

ditulis oleh Editor
31/03/2025
Durasi baca: 4 menit
545 11
0
Asyiknya Lebaran Idul Fitri di Desa Penglipuran Bali, Ini Suasananya

Asyiknya Lebaran Idul Fitri di Desa Penglipuran Bali, Ini Suasananya (foto/Bacaini)

Bacaini.ID, BALI – Mendung tampak menebal saat roda kendaraan melintasi lantai paving pelataran parkir wisata Desa Adat Penglipuran di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali.

Cuaca yang sebelumnya terang tiba-tiba berubah redup. Gunung Batur dari kejauhan hanya terlihat badan, kaki dan lereng. Kabut menyelimuti puncaknya.

“Wah kayaknya bakal hujan deras”. Berjalan menuju lokasi tiket wisata yang berjarak beberapa meter dari parkir, kami mulai main tebak-tebakan dalam hati.

Kalau mengacu kebiasaan cuaca di Bali dalam tiga hari terakhir, bisa jadi tebakan tidak meleset. Kecuali angin mendadak berhembus kencang.

Kami melihat sebuah kafe bernuansa bambu. Kalau hujan tidak terkendali, setidaknya bisa ngopi di situ sembari berteduh.

“Oke, hujan tidak lagi jadi ancaman perjalanan”.

Siang itu Desa Penglipuran tampak ramai. Buka hari pertama 30 Maret 2025 pasca pelaksanaan Hari Raya Nyepi (29-30 Maret), wisatawan domestik dan asing langsung membanjir. Ditambah liburan lebaran Idul Fitri, kunjungan kian padat.

Kami beruntung tiba lebih awal sehingga tidak perlu susah payah mengantri lama di depan loket pelayanan tiket wisata yang terlihat bersih.

Tidak ada sampah berceceran. Tempat sampah juga mudah untuk ditemukan. Pantaslah kalau mendapat predikat desa terbersih di dunia.

Terlihat perempuan petugas wisata berbaju adat Bali melayani tiket. Dua orang untuk turis domestik, dan dua lainnya meladeni turis asing.

Memang benar kata banyak orang. Perempuan Bali kalau sudah mengenakan baju adat, auranya beda. Kata orang, kharismanya muncul.

“Pakai kendaraan apa pak?,” tanya salah satu petugas  memastikan jumlah pesanan tiket dan kendaraan. Seorang perempuan muda.

Untuk masuk wisata Desa Adat Penglipuran, wisatawan domestik berumur dewasa dikenakan tiket masuk sebesar 25 ribu.

Ada tambahan Rp 2 ribu untuk ongkos parkir roda dua atau Rp 5 ribu untuk kendaraan roda empat pribadi. Untuk turis asing, biaya berbeda.

Bukan hanya di Desa Penglipuran. Hampir seluruh lokasi wisata di Bali diketahui menerapkan pengelolaan tiket masuk dan ongkos parkir kendaraan terpusat.

Pengelolaan jadi satu tentu lebih efektif, efisien dan aman dari ancaman kebocoran.

Ini berbeda dengan wisata di Jawa Timur. Ambil contoh wisata Pantai Serang dan Pantai Serit Kabupaten Blitar. Pembayaran tiket masuk dan parkir dikelola terpisah.

Di Desa Penglipuran obyek wisata yang dijual adalah peninggalan sejarah masa lampau: fisik dan narasi tentang Kerajaan Bangli.

Mulai bangunan rumah, Pura peribadatan, perkakas meja kayu panjang, payung, busana, bisa terintip dari balik pintu model jeruji yang terkunci.

Perkampungan adat Penglipuran diketahui sudah ada sejak abad-14 silam atau 700 tahun lalu, yakni pada masa Kerajaan Bangli, Bali.

Secara etimologis, Penglipuran berasal dari kata pengeling pura yang berarti ingat kepada tanah leluhur. Hadiah raja kepada orang-orang yang berjasa dalam pertempuran melawan Kerajaan Gianyar.

Versi lain diterjemahkan pelipur lara atau tempat penghiburan. Konon, Raja Bangli kerap ke Desa Penglipuran untuk melakukan semedi.

Versi lebih luas menyebut, Desa Penglipuran pecahan dari Desa Bayung Gede, Kintamani. Lantaran jaraknya yang jauh, Kerajaan Bangli menyediakan peristirahatan sementara untuk orang-orang Bayung Gede.

Tempat itu diberi nama Kubu Bayung yang kelak berubah nama menjadi Desa Penglipuran. Sebab orang-orang Bayung Gede pada akhirnya memutuskan menetap.

Mereka juga mendirikan tempat suci sendiri yang diberi nama Kahyangan Tiga.

Semua narasi cerita sejarah tentang Desa Penglipuran ini diperoleh wisatawan yang datang bersama guide tour danbiasanya turis asing.

Tidak heran, para turis domestik yang berkunjung ke Desa Penglipuran terlihat hanya jalan-jalan, foto-foto dan termasuk kepentingan konten.

“Bisa jadi para turis domestik ini banyak yang tidak tahu sejarah Desa Penglipuran,” celetuk seorang teman.

Dari kawasan rumah adat, wisatawan dituntun mengikuti jalan menuju hamparan hutan bambu yang berujung pada Pasar Penglipuran.

Ada sekitar 7 pedagang yang menjual jajanan tradisional khas Bali, di antaranya Tipat Cantok (kupat sayur) dan Laklak atau di Jawa semacam kue apem.

Uniknya, alat transaksi yang dipakai adalah potongan bambu segi empat dengan nilai Rp 5 ribu dan Rp 10 ribu. Untuk berbelanja wisatawan harus menukarkan terlebih dahulu.

Kemudian satu sama lain pedagang dilarang menjajakan dagangan yang sama.

“Pasar bambu ini bukanya hanya hari Sabtu dan Minggu, semuanya warga Desa Penglipuran,” tutur Nengah Santini, salah satu pedagang pasar bambu Desa Penglipuran.

Penulis: Solichan Arif  

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: BaliBanglidesa adatDesa Penglipuranlebaranlebaran Idul Fitrinyepipasar bambu
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Nelayan di Trenggalek Gelar Upacara Adat Larung Sembonyo

Nelayan di Trenggalek Gelar Upacara Adat Larung Sembonyo

Meme vs Penguasa: Pembungkaman di Ruang Digital

Meme vs Penguasa: Pembungkaman di Ruang Digital

Penting! Perempuan dengan Gejala Menopause Perlu Makanan ini

Penting! Perempuan dengan Gejala Menopause Perlu Makanan ini

  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15257 shares
    Share 6103 Tweet 3814
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16569 shares
    Share 6628 Tweet 4142
  • Pamer Hummer Listrik 4,5 M, “Rahasia” Ketenaran Gus Iqdam Dibongkar Netizen

    10853 shares
    Share 4341 Tweet 2713
  • Eks Kapolres Trenggalek Terungkap Bawa Arca Durga ke Bogor

    2793 shares
    Share 1117 Tweet 698
  • Warna Bulu Kucing Ternyata Menunjukkan Wataknya

    4954 shares
    Share 1982 Tweet 1239

 

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist


Warning: array_sum() expects parameter 1 to be array, null given in /www/wwwroot/Bacaini/wp-content/plugins/jnews-social-share/class.jnews-social-background-process.php on line 112