Bacaini.ID, JEMBER – Jember merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Timur yang dikenal dengan perkebunan kopi, tembakau dan tebu.
Masyarakat Jember secara sosial diketahui hidup dalam akulturasi budaya Jawa dan Madura yang itu diistilahkan dengan Pendalungan.
Hal itu yang membedakan kultur masyarakat Jember dengan Malang, Mojokerto, Jombang dan Surabaya dengan kebudayaan Arekannya.
Berbeda juga dengan masyarakat Kediri, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Ponorogo, Madiun, Magetan dan Ngawi yang berkebudayaan Mataraman.
Secara etimologis, sejarah dan legenda, asal-usul nama Jember memiliki berbagai versi.
Versi Bahasa dan Topografi
Nama Jember diduga berasal dari bahasa Jawa jembrek atau jembreh, yang berarti sesuatu yang berantakan atau tidak teratur.
Hal itu merujuk pada situasi geografis Jember pada masa lalu yang berupa hutan belantara dan rawa-rawa sebelum berkembang menjadi daerah pemukiman.
Versi Sejarah Kerajaan
Pada masa lalu, wilayah Jember merupakan bagian dari kekuasaan Kerajaan Majapahit dan berlanjut Kesultanan Mataram.
Ada catatan yang menyebutkan bahwa daerah ini dikenal sebagai Jembar, yang berarti luas, merujuk pada tanahnya yang subur dan luas.
Versi Tokoh Legenda
Ada legenda yang menyebutkan bahwa seorang tokoh bernama Arya Wiraraja, seorang bangsawan yang berperan penting dalam sejarah awal Jember.
Arya Wiraraja atau Banyak Wide memberi nama Jember sebagai sebutan bagi daerah yang masih berupa hutan belantara.
Versi Perkembangan Kolonial
Pada masa kolonial Belanda, Jember mulai berkembang menjadi pusat perkebunan tembakau, kopi, dan tebu.
Nama Jember tetap dipertahankan hingga menjadi kabupaten resmi di Jawa Timur.
Jember kini dikenal sebagai salah satu kota penting di Jawa Timur dengan ekonomi berbasis pertanian, perkebunan, dan pariwisata, termasuk wisata budaya.
Editor: Solichan Arif
Disclaimer: Artikel ini ditulis dengan teknologi kecerdasan buatan (AI). Hubungi redaksi Bacaini.ID jika ada yang perlu dikoreksi untuk penyempurnaan tulisan kami.