
Pengantaran dilakukan menggunakan mobil. Panggilan biasanya di atas jam 23.00 WIB. Karenanya Ditya selalu standby menyalakan telepon seluler dan kendaraan.
Begitu ada panggilan untuk mengantar, Ditya segera meluncur ke lokasi PSK. Lokasi penjemputan tak selalu dari rumah kost, tetapi juga di cafe atau tempat umum.
Soal negosiasi antara PSK dan tamunya sudah di luar otoritas Ditya. Ia tak pernah menanyakan hal-hal di luar pekerjaannya, seperti identitas pelanggan atau harga transaksi yang disepakati.
Lokasi yang menjadi tempat kencan juga tak pernah berada di luar kota. Rata-rata para PSK sudah memiliki referensi tempat kencan, jika tak ditentukan oleh tamunya.
Usai mengantar ke tempat kencan, Ditya segera meninggalkan lokasi. Namun ia masih dalam posisi standby dan siap untuk menjemput.
Menariknya, para PSK memiliki skema pembayaran berbeda dengan anjelo. Ada yang memberi uang tunai, ada pula yang memakai skema lima banding satu.
“Skema lima banding satu adalah lima kali antar, satu kali ‘main’ gratis,” kata Ditya.
Di luar itu, Ditya masih bisa berpeluang mendapat tambahan pendapatan. Yakni ketika ia bisa mendapatkan tamu untuk PSK yang menjadi mitra kerjanya. “Kalau itu komisi, di luar biaya antar jemput,” katanya.
Namun seiring perkembangan transportasi online, profesi anjelo kian pudar. Keberadaan mereka digantikan transportasi online yang memiliki privasi sama. Dengan harga lebih murah, anjelo tak bisa bersaing dengan moda transportasi ini.
Penulis: Hari Tri W