Bacaini.id, KEDIRI – Anggota Kodim 0809 Kediri bersama Satgas Covid 19 Kota Kediri menjemput pasien yang menjalani isoman di rumah. Mereka dipindahkan ke tempat isolasi terpusat untuk memperkecil potensi penularan.
Penjemputan pasien isoman dipimpin oleh Komandan Korem 082/CPYJ Mojokerto, Kolonel Infanteri Muhammad Dariyanto yang datang langsung ke Kota Kediri. Salah satu lokasi penjemputan dilakukan di Kelurahan Bandar Lor, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
Di wilayah tersebut terdapat dua pasien isoman yang dievakuasi ke tempat isolasi terpadu di bekas Gedung Balai Latihan Kerja Jalan Himalaya, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Dengan penerapan prokes ketat, Danrem sekaligus memberikan edukasi bagi warga.
“Pemerintah menyediakan tempat isolasi terpusat, di sana akan lebih terjamin keamanan dan fasilitasnya juga lebih memadai. Pasien Covid itu butuh penanganan khusus, kalau di rumah juga lebih rawan penularannya,” kata Danrem kepada warga, Rabu, 18 Agustus 2021.
Kolonel Infanteri Dariyanto juga mengimbau agar masyarakat yang terpapar dan berstatus OTG untuk lebih meningkatkan kesadaran diri melakukan pemeriksaan. Juga mau menjalani isolasi di tempat isoter. “Jangan karena keegoisan diri sendiri sampai akhirnya keluarga dan tetangga bisa tertular,” imbuhnya.
Komandan Kodim 0809 Kediri, Letkol Inf Rully Eko Suryawan mengatakan kesadaran masyarakat Kota Kediri untuk menjalani isolasi di tempat isoter masih kurang. Sejak tempat isoter di BLK dioperasionalkan, masih banyak yang lebih memilih melakukan isolasi mandiri di rumah.
“Dengan kegiatan penjemputan warga isoman dan dipindah ke tempat isoter hari ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran warga yang lain. Hal ini sebagai upaya memutus mata rantai penularan Covid 19,” terangnya.
Dandim mengatakan, resiko menjalani isoman di rumah cukup tinggi, terutama mereka yang termasuk kategori OTG. Pasien isoman yang tidak disiplin dan masih berkeliaran ke luar rumah bisa meningkatkan potensi penularan.
“Jangan menunggu dijemput, kalau memang timbul gejala langsung saja lapor ke satgas setempat. Jika ada kendala untuk berangkat ke tempat isoter, boleh minta tolong untuk dijemput,” ujarnya.
Dandim mengakui jika masih banyak masyarakat yang ragu untuk datang ke rumah sakit ataupun isoter. Mereka was-was dan takut karena ada pasien yang meninggal saat menjalani isolasi di tempat isoter. Akibatnya angka kematian pasien isoman di rumah sempat mengalami peningkatan.
“Kalau isolasi di rumah, tiba-tiba gejala berat, kondisi kritis baru dibawa ke rumah sakit, butuh waktu lagi. Di tempat isoter itu lebih aman, nakes juga siap memantau setiap waktu. Misal ada yang bergejala berat atau kritis, bisa langsung dilakukan penanganan,” tutup Dandim.
Sementara itu Camat Mojoroto, Bambang menyebutkan hingga hari ini total pasien isoman di wilayahnya sebanyak 133 orang. Beberapa dari mereka akan dievakuasi ke tempat isolasi terpadu.
“Yang baru terpapar akan kami pindah ke tempat isoter, dan yang akan selesai masa isolasi akan terus kami pantau. Memang ada yang bandel, karena OTG dan merasa lebih nyaman di rumah. Belakangan ini tiga orang isoman meninggal karena kondisinya memang sudah kritis,” ujar Bambang.
Penulis: Novira Kharisma
Editor: HTW
Tonton video:





