Bacaini.ID, SURABAYA – Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Timur menemukan 80 persen Lembaga Penyiaran Swasta Radio Sistem Siaran Jaringan (SSJ) tidak memenuhi ketentuan konten lokal. Penyebab utamanya adalah kurangnya sumber daya anggaran untuk memproduksi konten tersebut.
Temuan ini didapatkan dari hasil monitoring isi siaran dan laporan masyarakat yang diterima KPID Jawa Timur. “Ini sebenarnya masalah lama karena terkait kurangnya sumber daya anggaran untuk memproduksi konten lokal. KPID Jatim bersama radio berjaringan berusaha mencari solusi yang terbaik,” kata Sundari, Koordinator Bidang pengawasan Isi Siaran KPID Jawa Timur kepada Bacaini.ID usai berkunjung ke sejumlah stasiun radio, Rabu, 24 Juli 2024.
Berdasarkan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran, radio SSJ wajib memenuhi konten lokal sebanyak 60 persen dari jam siaran. Ketentuan ini untuk pemerataan pendapatan iklan, mengembangkan potensi ekonomi lokal, dan memberikan kesempatan daerah melakukan diseminasi informasi.
Kepala Stasiun Prambors Surabaya Arief Adipradana mengatakan pihaknya tidak bisa memenuhi konten lokal karena tidak ada anggaran untuk mempekerjakan penyiar dan membuat konten. Saat ini hanya ada 6 orang yang menggawangi Prambors Surabaya dan Delta Surabaya.
“Kami meminta penambahan ke stasiun induk, tapi di stasiun induk Jakarta juga mengalami perampingan pegawai. Terus terang, gaji kami masih dipotong,” kata Adi.
Kendala yang sama dialami Radio Gen Surabaya, yang terpaksa merumahkan sebagian besar pekerjanya karena keterbatasan anggaran pada Mei lalu. Program Director Gen FM Anggie Koeswinanto mengatakan saat ini mulai menata lagi program siaran. Sempat hanya menyiarkan siaran Jakarta, Gen FM Surabaya mulai lagi bersiaran lokal di sore hari.
“Promosi below the line dan media sosial mulai kami lakukan. Perlahan, kami akan mengembalikan konten lokal seperti sebelumnnya kalau sudah membaik,” kata Anggie.
Produser sekaligus penyiar Sonora, Andre Komaruddin, mengatakan pihaknya tetap berkomitmen untuk menghadirkan konten lokal sebanyak 60 persen. Caranya dengan memperbanyak insert yang bisa diputar berulang dan menjalin kerja sama dengan komunitas, misalnya komunitas dongeng Surabaya. Kerja sama inilah yang menghasilkan program cerita anak dan berhasil meraih Anugerah Penyiaran Ramah Anak.
Salah satu upaya menyelesaikan persoalan itu adalah bekerjasama dengan komunitas di Surabaya. Hal itu telah dilakukan Radio Elshinta yang membuka kesempatan untuk komunitas yang ingin bersiaran selama memenuhi ketentuan P3SPS.
“Kendala Elshinta karena kekurangan sumber daya manusia sehingga jadwal bergilir dengan jaringan yang lain. Kami membuka peluang komunitas lokal yang ingin bersiaran,” kata Kepala Biro Elshinta Surabaya Yuyun Arbaiyah.
Penulis: Hari Tri Wasono