KEDIRI – Bisnis rumahan yang dikelola Anna N. Anggraini, warga Ngronggo, Kecamatan Kota, Kediri sedang membaik. Di masa sulit ini, tempat usahanya masih bisa mempekerjakan 13 ibu rumah tangga di sekitarnya.
Anna adalah salah satu dari segelintir pengusaha di Kota Kediri yang bertahan menghadapi badai pandemi. Meski terseok-seok, Anna mampu mempertahankan usahanya yang dirintis dari nol.
Anna memulai bisnis dari boneka flanel pada tahun 2009. Berawal menjadi re-seller boneka milik temannya, Anna berinisiatif membuat sendiri. Dia mempelajari pembuatan boneka secara otodidak, dengan mencontoh yang sudah ada. Hingga jadilah satu paket boneka flanel yang laku dijual dengan harga Rp 60.000 – 70.000 per unit. Promosi dilakukan di media sosial.
Bisnis boneka itu ia jalani hingga ia menamatkan sekolah bidan dan bekerja di rumah sakit tahun 2012. Kala itu penghasilannya masih pas-pasan.
Kecintaannya pada kerajinan menarik Anna mengikuti pelatihan membuat perhiasan berbahan kawat tembaga. Selain memproduksi boneka, Anna juga mulai membuat perhiasan sendiri.
Rupanya desain dan karya Anna disukai. Setiap pameran selalu saja ada pelanggan yang balik lagi. Penghasilan dari bisnis ini melebihi dari penghasilannya di rumah sakit. Akhirnya, ia memutuskan keluar dan serius menekuni kerajinan.
Dengan merek AG Handycraft, Anna mengembangkan usahanya. Membuat kalung, gelang, dan anting berbahan batu alam yang dililit dengan kawat tembaga warna-warni. Juga berbahan biji genitri yang diminati hingga India.
“Kalau untuk kalung batu alam, saya jual mulai harga Rp 400 ribu sampai Rp 800 ribu. Tergantung bahannya. Kalau genitri per biji. Tergantung belah semangkanya,” terang Anna. Belah semangka yang dimaksud adalah garis belah pada biji genitri. Ada yang garis 8 dihargai Rp 20 ribu-Rp 30 ribu per biji. Semakin banyak garisnya, semakin mahal karena semakin langka.
“Biji genitri ini cepet laku, bisa untuk “ngomzet”,” tambahnya. Ngomzet istilah untuk sebuah barang yang laku dan memberikan omzet.
Pada masa pandemi, bisnis perhiasan memang sepi. Anna pun lebih banyak menerima pesanan pembuatan busana dan masker. Ia sudah melatih ibu rumah tangga untuk menjadi penjahit.
“Saya ngajari dari awal. Mereka rata-rata punya mesin jahit tapi tidak bisa menjahit,” kata Anna. Dengan memberdayakan ibu rumah tangga sekitarnya, ratusan lembar pesanan busana tetap mengalir meski pandemi.
Anna merupakan salah satu UMKM menjadi binaan Disperindagin Kota Kediri yang kerap diajak pameran dan pelatihan. Dari pameran inilah, AG Handycraft semakin banyak dikenal dan menemui pelanggannya. (HTW)