Bacaini.id, JOMBANG – Keluarga besar KH Hasyim Asyari di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang protes atas tindakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menghapus nama Hadratus Syech Hasyim Asy’ari dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid 1 yang diterbitkan Kemdikbud. Foto pendiri Nahdlatul Ulama ini hanya tampak di sampul depan saja.
KH Irfan Yusuf, salah satu pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng mengatakan hilangnya nama pendiri NU ini sangat mengherankan. Dia menuding hal ini sengaja dihilangkan oleh pihak tertentu. “Kami mempertanyakan kenapa dihilangkan, bukan hilang. Karena di sampulnya ada tapi dalamnya tidak ada,” ujarnya kepada Bacaini.id.
baca ini Kisah Sayembara KH Hasyim Asyari di Pondok Kapurejo
Gus Irfan menambahkan dalam buku Kamus Sejarah Jilid I justru muncul tokoh lain termasuk tokoh Belanda. Seperti sosok Gubernur Belanda hj Van Mook yang diceritakan lahir di Semarang 30 Mei 1894. Serta sejumlah tokoh komunis yang disebut dalam pembahasan Kamus Sejarah. Tokoh komunis yang dimasukan adalah tokoh komunis pertama di Asia Henk Aneevliet.
Kementrian Pendidikan yang dipimpin Nadiem Makarim sempat memberi klarifikasi jika penyusunan Kamus Sejarah Indonesia ini adalah program lama. Namun Gus Irfan tetap melihat peristiwa sepert ini bukan yang pertama di Indonesia.
Para pengambil kebijakan cenderung melemparkan sesuatu kepada masyarakat, dan menyalahkan orang lain saat terjadi kericuhan. “Saat ini mereka menyalahkan para terdahulu,” kritik pemilik Pondok Pesantren Al Faroz ini.
baca ini Hari Santri Meneladani Resolusi Jihad KH Hasyim Asyari
Yang terpenting, bagi Gus Irfan, penyusunan sejarah tidak boleh sekedar menurut para penyusun saja. Namun ada nilai sejarahnya yang menjadi spirit mengambil nilai-nilai terdahulu. Termasuk nilai yang dikembangkan KH Hasyim Asy’ari untuk warga Nahdliyin dan Indonesia.
Saat ini keluarga Pondok Pesantren Tebuireng sudah melakukan pembahasan terhadap persoalan ini. Termasuk rumusan penyampaian keberatan terhadap Buku Kamus Sejarah tersebut. “Kalau memang belum masuk, ya dimasukan. Kalau tidak perlu kenapa dipaksanakan masuk,” tambahnya.
baca ini Burung Keramat di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Jombang
Kamus Sejarah Indonesia ini terdiri atas dua jilid, yakni Jilid I Nation Formation (1900-1950) dan Jilid II Nation Building (1951-1998). Pada sampul Jilid I terpampang foto Hadratus Syech Hasyim Asy’ari. Hanya saja pendiri Nahdlatul Ulama itu justru tidak ditulis nama dan perannya dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia.
Desakan untuk mengkoreksi buku itu juga datang dari Ketua DPD RI La Nyala Mataliti saat berkunjung ke makam pendiri NU di Komplek Pondok Pesantren Tebuireng. La Nyala meminta pelurusan sejarah karena peran KH Hasyim Asyari sebagai Pahlawan Nasional tak diragukan. “Ini tokoh Pahlawan nasional,” sebutnya.
Penulis: Syailendra
Editor: HTW
Tonton video: